Ada Potensi EBT 3.600 GW Lebih, Indonesia Punya Modal Kuat Wujudkan Ketahanan Energi
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat besar atau lebiih dari 3.600 Giga Watt (GW). Sumber energi tersebut terdiri dari hidro, surya, bioenergi, bayu atau angin, panas bumi atau geotermal dan energi laut yang tersebar di seluruh negeri.

"Potensi yang demikian besar menjadi modal kuat untuk mendukung kita mewujudkan ketahanan energi nasional," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis 15 Desember.

Ia melanjutkan, saat ini Pemerintah telah mendukung pembangunan EBT melalui strategi antara lain pembangunan PLT EBT secara on grid.

"Dan ini kalau berbasis RUPTL PLN untuk periode 2021-2030 termasuk di dalamnya PLTS terapung. Kapasitas terpasang PLT EBT pada 2025 sekitar 18,5 GW," lanjutnya.

Adapun hingga saat ini taget implementasi PLTS Atap pada tahun 2025 ditentukan tidak kurang dari 3,6 GW.

Selain itu Pemerintah juga tengah melakukan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit listrik tenaga EBT.

"Di tengahnya ada pembangkit listrik gas sebagai transisi dan kita telah menargetkan 2025 sekitar 400 MW atau hampir setengah GW," imbuh Rida.

Ke depannya, lanjut Rida, pemerintah juga akan terus melanjutkan mandatory B30 atau diesel yang dicampur dengan palm oil 30 persen. Hingga tahun 2050 ditargetkan penerapan B30 kurang lebih 11,6 juta KL. Untuk saat ini, penerapan B30 sudah mencapai 9,6 juta KL.

Pemerintah juga akan meneruskan program co-firing biomasa dan ditargetkan sampai 2025 akan mencapai 10,2 juta ton.

Sementara itu untuk penyediaan energi modern dengan energi terbarukan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ditargetkan terpasang sebesar 1,36 MW pada tahun 2025.

"Ini sangat kecil tapi menyebar dan sangat membantu saudara-saudara kita yang bermukim di daerah 3T," tambah Rida.

Pemerintah juga akan terus melakukan eksplorasi panas bumi dengan dana APBN dan ditargetkan untuk tahun 2025 akan menyiapkan 9 wilayah panas bumi dengan potensi pengembangan sebesar kurang lebih 295 MW.

"Selain itu juga terdapat program pendukung lainnya yaitu retirement PLTU yang ada dan ini akan kita jalankan. Dan untuk diketahui, tidak ada lagi pembangunan PLTU baru sejak 2026 nanti, dan untuk kontrak yang ada tidak ada perpanjangan," tegasnya.