JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) BUMN Pahala N Mansury mengharapkan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dapat meningkatkan kapasitas produksinya seiring dengan rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perseroan yang akan dilaksanakan pada tahun depan.
Menurut Pahala, dengan peningkatan kapasitas produksi Pupuk Kaltim, ketersediaan pupuk bagi terciptanya ketahanan pangan pun dapat terwujud.
"Pupuk Kaltim adalah perusahaan pupuk urea terbesar di ASEAN. Kapasitas produksinya mencapai sekitar 6,5 juta ton dan menjadi salah satu kontributor terbesar PT Pupuk Indonesia yang kini punya kapasitas produksi 21,1 juta ton per tahun," ujar Pahala dalam keterangan dikutip Antara, Kamis 8 Desember.
IPO Pupuk Kaltim memang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pupuk nasional. Dana hasil IPO rencananya digunakan perusahaan yang berdomisili di Bontang, Kalimantan Timur, itu untuk membiayai pembangunan pabrik urea dengan kapasitas produksi 1,15 juta ton dan metanol sebesar 1 juta ton per tahun.
Pabrik yang akan berlokasi di wilayah Papua Barat tersebut diperkirakan butuh biaya investasi 2 miliar dolar AS.
Selain dari IPO, lanjut Pahala, pembiayaan pabrik Pupuk Kaltim di Papua Barat itu juga akan menggunakan sumber dana lainnya. Menurutnya debt to equity ratio (DER) atau rasio utang terhadap permodalan Pupuk Kaltim hingga saat ini masih cukup rendah.
"Target IPO untuk Pupuk Kaltim sekitar 10-20 persen. Sementara DER Pupuk Kaltim akan dijaga pada kisaran 30-50 persen," kata Pahala.
Pahala juga menyampaikan peluang bagi Pupuk Kaltim untuk mengoptimalkan produksi gas dari Blok Masela. Sejalan dengan rencana pengembangan blok gas alam yang cukup besar itu, kementerian BUMN memiliki rencana untuk mendorong ekspansi Pupuk Kaltim selanjutnya ke wilayah Maluku, lokasi Blok Masela berada.
"Dengan IPO, Pupuk Kaltim punya peluang mengoptimalkan produksi gas di dalam negeri yang diperkirakan akan terus naik pada tahun 2027-2030. Pupuk Kaltim juga dapat mengoptimalkan kebutuhan pupuk per hektar di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan Vietnam maupun Malaysia," ujar Pahala.
BACA JUGA:
Sebelumnya Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menjelaskan selama periode Januari-Oktober 2022 Pupuk Kaltim mampu memproduksi pupuk urea sebanyak 92 persen dari target tahun ini sebanyak 3,42 juta ton. Sementara NPK mencapai 102 persen dari target 250 ribu ton dan amonia sebesar 101 persen dari target 2,79 juta ton.
Pupuk Kaltim juga memastikan pada Oktober lalu produksi dan distribusi pupuk untuk periode musim tanam pertama 2023 (Maret-April 2023) sudah aman.
"Per 26 November 2022, sebanyak 108.917 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 6.725 ton NPK formula khusus, serta 158.702 ton pupuk urea non subsidi dan 38.073 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim," ujar Rahmad.
Stok pupuk tersebut saat ini sudah berada di gudang-gudang milik Pupuk Kaltim di berbagai wilayah penyaluran pupuk subsidi. Di antaranya adalah wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Nusa Tenggara Barat.