Jelang Periode Suram Resesi 2023, Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Turun
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan lalu didapati Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2022 berada di level 119,1.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan angka tersebut masuk ke dalam kategori optimis karena melebihi besaran minimal 100.

Sebagai informasi, torehan November 2022 ternyata lebih rendah dibandingkan dengan capaian Oktober 2022 yang berada pada level 120,3.

“Ini mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga,” ujar dia dalam pernyataan tertulis pada Kamis, 8 Desember.

Menurut Erwin, terjaganya optimisme konsumen pada November 2022 ditopang oleh tetap kuatnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) maupun Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat Ini.

“Ekspektasi konsumen ke depan tetap kuat, ditopang terutama oleh ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja,” tuturnya.

Dalam penelusuran redaksi, indeks IEK dan IKE juga mengalami hal yang sama dengan mencatatkan penurunan.

Disebutkan bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen dan Indeks Kondisi Ekonomi di November 2022 masing-masing sebesar 127,9 dan 110,3.

Level itu lebih rendah dibandingkan Indeks Ekspektasi Konsumen dan Indeks Kondisi Ekonomi pada Oktober 2022 yang sebesar 128,3 dan 112,3.

“IKE tercatat masih pada area optimis meski sedikit menurun, sejalan dengan penurunan indeks penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, maupun pembelian barang tahan lama,” kata dia.

Untuk diketahui, berdasarkan publikasi yang dirilis oleh IMF menyebutkan bahwa proyeksi ekonomi 2023 bakal lebih berat dari 2022.

Hal itu tercermin dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan yang hanya sebesar 2,5 persen dari tahun ini dengan 3,2 persen.

Kondisi tidak mengenakan tersebut tak bisa lepas dari keyakinan perlambatan ekonomi negara maju, utamanya Amerika, China, dan kawasan Eropa yang kini tengah menghadapi ancaman resesi.