Bagikan:

YOGYAKARTA - Fenomena cash is king kembali menjadi sorotan publik sejak beberapa waktu terakhir.

Cash is king kembali mencuat setelah Bank Indonesia (BI) menyebutkan persoalan ekonomi yang perlu diwaspadai oleh Indonesia. 

Fenomena cash is the king terbentuk akibat gejolak ekonomi global dan ketidakpastian yang tinggi. Fenomena ini memperlihatkan bahwa masyarakat meyakini jika uang tunai atau cash lebih berharga dibanding instrumen investasi lainnya. 

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI yang pernah dilakukan sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan cash is king menjadi penyebab keluarnya aliran modal dari pasar global. Orang-orang memilih menimbun uangnya di instrumen yang bersifat likuid atau mudah diuangkan. 

Apa Itu Cash Is King?

Cash is king adalah fenomena yang menunjukkan bahwa para pelaku pasar lebih memilih menyimpan uang cash. Namun cash di sini bukan sembarangan mata uang, melainkan hanya dolar Amerika Serikat (AS). 

Kondisi ini terlihat dari melonjaknya indeks dolar AS sebesar 0,36% ke 114,50 pada bulan September 2022. Peningkatan indeks dolar AS ini berada pada level tertinggi dalam lebih dari 20 tahun terakhir dan menjadi kenaikan tahunan tertinggi sepanjang sejarah yang tercatat di Refinitiv.

Cash in king bukanlah perilaku investor atau pemilik uang menyimpan dolar AS dalam bentuk tunai saja. Tetapi, cash di sini juga dalam bentuk tabungan atau instrumen investasi dolar AS lainnya yang sifatnya likuid. 

Fenomena cash is king yang terjadi pada tahun ini disebabkan oleh sikap bank sentral AS (The Fed) yang agresif menaikkan suku bunga. Cash is king berbeda dengan rush money atau kondisi ketika masyarakat melakukan penarikan uang dalam jumlah yang banyak dari perbankan. 

The Fed tercatat menaikkan suku bunga sebesar 375 basis poin menjadi 3,75%-4%. Bahkan tren meroketnya suku bunga ini disebut masih akan bertahan hingga awal tahun 2023. 

Keuntungan Cash Is King

Fenomena cash is king membuat dolar AS menjadi kuat karena nilainya sangat tinggi. Terlebih dengan berstatus aset aman (safe haven), dolar AS semakin banyak dicari saat kondisi ekonomi global terancam resesi pada 2023. 

“Karena persepsi risiko yang tinggi, para investor global menarik dananya dari emerging market termasuk Indonesia, dan menaruhnya dalam investasi likuid, yang mendekati cash,” kata Gubernur BI dalam Siniar Prospek Perekonomian dan Arahan Bauran Kebijakan Bank Indonesia pada Jumat (2/12) silan. 

Ada beberapa keuntungan dari cash atau uang tunai. Berikut sejulah kebelihannya. 

Uang Tunai Tidak Dapat Diubah

Uang tunai berwujud nyata atau konkret dan tidak bisa dibuat sebuah opini. Berbeda dengan laporan keuangan yang bisa saja dimanipulasi atau direka-reka angkanya. Oleh karena itu, menggunakan uang tunai dapat meminimalisir penipuan atau namipulasi. 

Meski bersifat lebih nyata, uang tunai tidak selalu yang berbentuk fisik atau dapat disentuh. Bentuk uang tunai lainnya adalah saldo rekening dalam jumlah dana yang ada tanpa perlakuan manipulasi. 

Uang Tunai Menentukan Keberlanjutan Perusahaan

Kepemilikan uang tunai dapat menjadi penentu keberlanjutan perusahaan. Kemampuan sebuah perusahaan untuk scale up dapat diukur dari uang tunai yang dimiliki. Perusahaan baru dituntut untuk dapat menghasilkan uang tunai sebanyak mungkin. 

Uang Tunai Besar Akan Mendorong Minat Investor

Faktor yang membuat investor untuk menanamkan asetnya adalah dari jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan. Para investor akan melihat dana yang bersifat likuid karena mereka ingin  uangnya dapat dicairkan segera. 

Biasanya investor akan melihat apakah sebuah perusahaan atau bisnis dapat menghasilkan uang tunai dan memenuhi kebutuhan sendiri. Investor akan menanamkan sahamnya semakin besar jika perusahaan bisa mendapatkan uang semakin banyak juga. 

Uang Tunai Menentukan Valuasi Bisnis atau Usaha

Uang tunai sangat menentukan valuasi perusahaan. Poin ini berkaitan dengan dua poin sebelumnya, di mana investor akan melihat jumlah uang tunai yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi nilai uang tunai maka semakin tinggi juga valuasi perusahaan tersebut. 

Kerugian Cash Is King

Ada sejumlah kerugian yang disebabkan dari fenomena cash is king. Berikut beberapa kelemahan cash is king. 

Nilai Tukar rupiah Menurun

Cash is king menyebabkan banyak kerugian pada keuangan di banyak negara, salah satunya Indonesia. Akibat fenomena ini, nilai tukar rupiah menjadi menurun lebih dari 9%.

Penurunan tersebut menjadi masalah tambahan bagi Indonesia, mulai dari memicu kenaikan inflasi, beban impor migas yang membengkak, hingga beban utang dalam pemerintah dan korporasi dalam bentuk dolar AS. 

Aset yang Sulit Berkembang

Meski kepemilikan uang menjadi penentu kemampuan sebuah perusahaan, namun mempunyai uang tunai yang terlalu banyak bisa membuat keuangan perusahaan menjadi tidak ideal. Uang tunai adalah aset yang sulit untuk berkembang. Perusahaan akan sulit melipat gandakan asetnya jika dana yang didapatkan hanya dialokasikan pada cash, deposito, dan rekening tabungan. 

Itulah penjelasan apa itu cash is king beserta keuntungan dan kerugiannya. Terlalu banyak memiliki uang tunai bisa berakibat tidak baik bagi kondisi keuangan sebuah perusahaan. Tidak menutup kemungkinan nilai uang tunai terus menurun dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, uang tunai yang terlalu banyak beredar dapat menyebabkan terjadinya inflasi di sebuah negara. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.