Bagikan:

JAKARTA – Unit Kementerian Keuangan di DKI Jakarta melaporkan bahwa ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan dan hibah APBN Regional sampai dengan 31 Oktober 2022 mencapai Rp1.327,8 triliun. Angka itu tercatat telah melampaui target dengan bukuan 137,4 persen.

Di sisi lain, pagu belanja terealisasi sebesar Rp483,3 triliun atau setara 67,4 persen dari pagu. Kondisi ini membuat surplus regional sebesar Rp861,7 triliun atau melesat 322,7 persen dari target.

Kepala Bagian Umum Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Kementerian Keuangan Arinto Sujatmono mengatakan, surplus tersebut meningkat signifikan 164 persen dibandingkan periode yang sama 2021.

“Hasil ini didukung kenaikan realisasi perpajakan 56,3 persen karena adanya peningkatan signifikan pada sektor perdagangan, importasi komoditas penghasil bea masuk, serta kenaikan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 55,8 persen,” tuturnya dalam keterangan pers hari ini, Rabu, 30 November.

Arinto menambahkan dari sisi belanja memang cukup melambat yang dipengaruhi oleh penurunan belanja modal dan belanja pegawai.

“Untuk neraca perdagangan pada regional Jakarta sedikit mengalami perlambatan di mana ekspor DKI Jakarta pada Oktober 2022 sebesar 4,58 miliar dolar AS, menurun 4,7 persen dibandingkan September 2022. Kemudian, Impor DKI Jakarta pada Oktober 2022 sebesar 6,47 miliar dolar AS atau menurun 1,9 persen dibandingkan September 2022,” tuturnya.

Lebih lanjut, Arinto menjelaskan ada dampak ekonomi global yang mempengaruhi dunia usaha di Jakarta. Indikasi itu nampak pada tren peningkatan inflasi yang tidak lepas dari keterkaitan dengan konflik Rusia-Ukraina.

“Beberapa sektor yang mengalami penurunan usaha akibat kenaikan harga komoditas, inflasi, dan pengetatan moneter antara lain perdagangan dan kendaraan bermotor. Walaupun demikian, konflik Rusia-Ukraina tidak memiliki dampak langsung terhadap perekonomian DKI Jakarta dalam jangka pendek,” tegasnya.