Bagikan:

BALI - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa pihaknya tengah membidik sumber daya minyak dan gas di 1.050 sumber eksplorasi baru yang tersebar pada sejumlah daerah di Tanah Air.

"Tahun depan sudah setuju dengan kontraktor 1.050 sumur. Jadi cukup progresif dalam hal aktivitas," katanya di sela-sela acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis 24 November.

Lebih lanjut, Dwi menjelaskan bahwa titik sumur eksplorasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada 2020 terlihat dari aktvitas pengeboran mencapai 240 titik sumur. Lalu, pada 2021 ada 480 dan berdasarkan outlook 2022 mencapai 800 titik.

Pengeboran lebih dari seribu titik sumur di tahun 2023 ini diharapkan dapat mendukung target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.

Dwi mengatakan pihaknya juga memproyeksikan produksi pengeboran minyak tahun ini mencapai 630 ribu barel per hari. Kata Dwi, sebanyak 50.000 barel minyak tidak terealisasi karena terdampak pandemi COVID-19.

"Kami susun itu sebelum pandemi dan hit dari pandemi enggak bisa dipungkiri shingga sekarang posisinya untuk minyak ketinggalan 50.000. Jadi saya ingin sampaikan outlook 630 ribu bph, ketinggalan 50.000 dari original target LTP. Apakah bisa kita kejar? Satu hal yang jadi challenge," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa ada beberapa sumber migas yang masih tidur dan belum dieksplorasi. Salah satunya di wilayah Natuna yang tak termanfaatkan selama 45 tahun.

Menurut Tutuka, potensi tersebut harus dimanfaatkan dengan cepat. Mengingat bahwa dalam kurun waktu 10-20 tahun ke depan akan terjadi perubahan tren energi menjadi energi terbarukan.

"Kalau kami tidak cepat ambil, lupakan saja. Karena dalam waktu 10-20 tahun ke depan lagi sudah energi terbarukan, kami berpacu dengan waktu," ujar Tutuka.