Bagikan:

JAKARTA - Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-65, PT Pertamina (Persero) secara agresif melanjutkan pengembangan energi terbarukan sesuai roadmap transisi energi perusahaan.

Pjs Vice President Corporate Communication, Heppy Wulansari mengutarakan, Pertamina terus berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan mencanangkan target mencapai net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Beberapa gerakan yang dilakukan oleh Pertamina salah satunya adalah, Pertamina telah mengimplementasikan penggunaan energi surya di beberapa wilayah operasi seperti Dumai, Cilacap dan SPBU Green Energy dengan kapasitas 1-2 MW.

Pertamina juga mulai melakukan terobosan peningkatan kapasitas energi surya yang lebih besar untuk memasok kebutuhan Proyek Rokan hingga 25 MW.

Pertamina, lanjut Heppy, juga terus melakukan inisiasi rendah karbon pada megaproyek GRR Tuban serta memasok energi dari pembangkit listrik LNG dengan kapasitas 570 MW.

“Meski tantangan pandemi masih ada, Pertamina telah membukukan pencapaian signifikan melalui beberapa milestone proyek rendah emisi di tahun 2021 dan 2022,” ujar Heppy dalam keterangan kepada media, Jumat 18 November.

Heppy menambahkan, milestone lain yang telah dicapai pada transisi energi adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 MW dan peluncuran produk green energy berupa Generator Set (Genset) untuk Kendaraan Listrik di Formula E Jakarta (E-Prix 2022).

Pertamina juga telah berhasil memproduksi Green Avtur J 2.4 dan telah diujicobakan pada pesawat CN 235.

“Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat berbasis kelapa sawit yang terbukti memberikan kinerja setara dengan bahan bakar penerbangan berbasis fosil namun dengan emisi karbon yang lebih rendah,” lanjut Heppy.

Di sektor kilang, Pertamina mengembangkan Bio Refinery di Cilacap yang telah berhasil memproduksi Bio Avtur dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dengan kapasitas 2.500 hingga 3.000 barel per hari dan akan ditingkatkan menjadi 6.000 barrel per hari.

Dalam waktu dekat, Kilang Plaju juga akan menyusul dengan produksi BioAvtur dari Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas lebih tinggi hingga 20.000 barel per hari.

“Dengan dukungan stakeholder, Pertamina komitmen akan terus menjadi pilar transisi energi di Indonesia sejalan dengan tren dunia,” pungkas Heppy.