JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan permintaan dunia terutama dari negara-negara maju terhadap produk kebugaran dan gaya hidup sehat (wellness) terus bertumbuh.
"Indonesia memiliki keragaman hayati yang sangat kaya yang bisa menjadi sumber dari produk-produk tersebut, Indonesia juga memiliki tradisi hidup sehat berbasis Bali dan Jawa. Ini menjadi satu kekuatan ekonomi kita ke depan, terutama UMKM (yang dapat memanfaatkan) momentumnya melalui ajang G20 di Bali," katanya, di Nusa Dua, Bali, dikutip dari Antara, Selasa 15 November.
Ia menyatakan itu dalam acara Future Wellness Tradition (Local Wisdom for Global Sustainability) di Bali Collection, kawasan ITDC, Nusa Dua, Bali, lewat keterangan resmi.
Ke depan, dia menilai produk hidup sehat akan menjadi produk unggulan UMKM Indonesia dan mengharapkan pelaku usaha produk hidup sehat selalu melakukan riset guna mengembangkan produknya.
Salah satu industri hidup sehat sudah berkembang adalah obat-obatan yang dibuat dari herbal, seperti produk berbasis minyak atsiri untuk aroma terapi. Wellness disepakati berbeda makna dari sekedar sehat karena di dalamnya juga terdapat unsur spiritualitas, sosial, intelektualitas, dan lain-lain.
Lebih lanjut, pelaku usaha produk hidup sehat ini diminta harus menyiapkan produk yang diproduksi dengan benar, higienis, dan memiliki standardisasi tinggi mengingat jika masuk ke pasar luar negeri perlu memenuhi standardisasi tertentu.
"Kita jangan hanya bermain di pasar lokal," ujar Masduki.
Karena itu, dia menyambut baik adanya narasi Hidup Sehat Indonesia dalam Kampung UMKM Masa Depan yang menggambarkan peran krusial pengembangan potensi UMKM produk hidup sehat sebagai salah satu elemen UMKM masa depan Indonesia.
"Masa depan kita bukan lagi membangun rumah sakit, melainkan rumah sehat," ucap dia.
Lebih lanjut, dia turut menyambut baik inisiatif Indonesia Wellness Institute (IWI) dan Smesco Indonesia dalam menggelar kegiatan Future Wellness Tradition yang turut menjadi gelaran tambahan G20 untuk mengoptimalkan potensi besar pada produk hidup sehat Indonesia.
Berdasarkan fakta, setidaknya 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global merupakan sektor kesehatan. Bahkan, WHO menyebutkan total populasi global yang terdampak penyakit kronik akibat gaya hidup tak sehat bakal bertumbuh 70 persen pada tahun 2030.
Menariknya, ucap dia, Indonesia memiliki sebuah keunggulan domestik yang dapat menjadi bagian dari solusi atas permasalahan itu, yakni hidup sehat.
Ia mengaku pernah berdiskusi dengan beberapa pelaku usaha produk hidup sehat seperti yang dilakukan di Tawangmangu, Solo. Dia mempraktikkan Beksan (tarian tradisional Jawa) yang dianggap memiliki banyak sekali manfaat.
BACA JUGA:
Aktivitas dan program fisik seperti Beksan merupakan bagian subsektor dari industri produk hidup sehat global dengan nilai setidaknya 828 miliar dolar AS, atau lebih dari Rp12 ribu triliun.
Menurut Global Wellness Institute pada 2021, aspek perawatan tubuh, kecantikan, hingga anti-aging merupakan bidang produk hidup sehat dengan porsi terbesar. Total potensi yang dapat diperoleh dari sejumlah aspek tersebut sebesar 1.083 miliar dolar AS atau sekitar Rp16 ribu triliun.
Sejumlah aspek tersebut dinyatakan mulai banyak diramaikan pemegang jenama dalam negeri.
Produk pangan sehat, organik, nutrisi tinggi, dan penurun berat badan menempati sektor ketiga dengan porsi terbesar dengan nilai global mencapai 702 miliar dolar AS atau lebih dari Rp10.000 triliun.
Di Indonesia, para pelaku organik terus bertumbuh. Misalnya, telah berkembang jenama dari Indonesia yang semakin populer, di antaranya Javara dan Lewi’s Organic. “Fakta-fakta itu menjadi justifikasi krusial untuk mempersiapkan UMKM masa depan Indonesia yang bergerak di sektor produk hidup sehat," kata dia.