JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global tetap di bawah 1,5 derajat Celcius sesuai dengan kesepakatan pada Paris Agreement di 2015.
"Jika Indonesia hanya melakukan business as usual dan tidak melakukan perubahan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, kita akan memproduksi 1,5 giga ton CO2 pada tahun 2060," ujar Arifin dalam keterangannya, Sabtu 12 November.
Arifin memaparkan bahwa Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Adapun, langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan pemerintah untuk mengurangi emisi, jelas Arifin adalah dengan melakukan konversi bahan bakar minyak ke Liquefied natural gas (LNG), memanfaatkan kompor listrik, menggunakan biofuel untuk menggantikan bahan bakar minyak, dan mengakselerasi instalasi rooftop solar panel.
"Salah satu yang terpenting ialah dengan mengurangi pembangkit berbahan bakar batu bara (PLTU) dan membangun pembangkit-pembangkit menggunakan Energi baru dan Terbarukan," tambahnya.
Konversi kendaraan bermotor menjadi listrik juga menjadi program pemerintah, Menteri ESDM mengatakan bahwa dengan melakukan konversi ke motor listrik akan memberikan manfaat kepada pelaku usaha kecil dan menengah, karena pemerintah mengedukasi kepada industri kecil dan menengah untuk memiliki skill dalam mengkonversi motor konvensional ke motor listrik.
BACA JUGA:
"Ini juga akan menggerakkan roda perekonomian dan memberikan multiplier effect," lanjut Arifin.
Lebih lanjut, Arifin menyatakan komitmen Indonesia mengurangi emisi untuk menjaga kenaikan suhu global adalah dengan menaikkan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) dari target pengurangan emisi karbon menjadi 32 persen pada tahun 2030.
"Target pengurangan emisi karbon sebelumnya 29 persen atau setara dengan 835 juta ton CO2, dan ditingkatkan menjadi 32 persen atau setara dengan 912 juta ton CO2," pungkas Arifin.