Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) mengungkapkan rencana jangka pendeknya untuk mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap. Namun, dalam masa transisi energi, PLN menggunakan teknologi cofiring di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menjelaskan, saat ini PLN telah mengimplementasikan teknologi cofiring di 33 PLTU. Sedangkan pada dua sampai tiga tahun mendatang, PLN akan menambah lagi teknologi cofiring ini di 48 PLTU.

Dari penerapan teknologi ini, Evy mengungkapkan telah memproduksi 653 GWh energi bersih.

"Hingga saat ini, PLN sudah bisa memproduksi 653 GWh energi bersih yang dihasilkan dari biomassa, sehingga melalui teknologi ini PLN mampu mereduksi emisi karbon hingga 656 ribu ton CO2," ujar Evy dalam gelaran Konferensi Perubahan Iklim (COP 27) di Sharm El Sheikh, Mesir, Senin 7 November.

Evy menuturkan, teknologi cofiring ini dilakukan PLN tak sekedar mengurangi emisi namun juga turut memberdayakan masyarakat.

Ia menuturkan teknologi cofiring ini juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanaman tanaman biomassa bahkan ada pula yang mengelola sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pelet untuk bahan baku cofiring sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Dalam satu tahun, lanjut Evy, PLN membutuhkan 10 juta ton biomassa untuk bisa mengimplementasikan teknologi ini di PLTU. Jumlah ini setara dengan 12 persen komposisi biomassa pada satu PLTU. Harapannya, dengan langkah ini PLN bisa menurunkan emisi karbon hingga 1,1 juta ton CO2 per tahun.

Tantangan ke depan, kata Evy adalah memastikan pasokan biomassa untuk teknologi cofiring ini tercukupi. Untuk bisa mengamankan pasokan sejauh ini PLN telah mengantongi kesepakatan kerja sama dengan tiga BUMN, yaitu PT Perhutani, PT Perkebunan Nusantara dan PT Sang Hyang Seri.

"Kami juga bekerja sama dengan seluruh Pemerintah Daerah untuk bisa mengolah sampah kota untuk menjadi jumputan sehingga bisa menjadi bahan baku biomassa," ujar Evy.

Pemerintah tak tinggal diam dalam mendukung rencana PLN ini. Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendarti menjelaskan langkah yang dilakukan PLN sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.

Nani menjelaskan untuk bisa mengembangkan teknologi ini, pemerintah Indonesia mendorong pengembangan hutan energi dengan memanfaatkan lahan idle untuk bisa ditanam tanaman energi. Selain itu, pemerintah juga mendorong stakeholder daerah untuk bisa mengelola sampah kota untuk menjadi biomassa dan memasok ke PLN.

"Tantangan ke depan adalah memastikan pasokan biomassa ini cukup untuk PLTU PLN. Saat ini kami sedang berkoordinasi lintas kementerian untuk bisa membuat aturan maupun payung hukum sehingga skema ini berjalan dengan baik dan dengan bahan baku yang ekonomis," pungkas Nani.