Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) dapat berperan strategis dalam mendukung agenda transisi rendah karbon negara-negara anggota, termasuk Indonesia.

Menurut Menkeu, lembaga keuangan internasional asal China tersebut bisa berkontribusi dalam menggandeng sektor swasta untuk meningkatkan pendanaan dalam rangka transisi menuju net-zero, termasuk melalui instrumen pasar modal berkelanjutan dan fasilitas de-risking

AIIB juga diharapkan dapat memberikan bantuan teknis untuk mendukung klien dalam penyiapan proyek yang bankable dan feasible, dalam hal ini tentunya AIIB juga perlu untuk selalu meningkatkan keahlian dan kemampuan, termasuk melalui peningkatan staf.

“Bank pembangunan multilateral, termasuk AIIB perlu berkolaborasi dan mendukung transisi ekonomi global yang tertib, adil, dan terjangkau menuju keberlanjutan,” ujar Menkeu ketika menghadiri sidang tahunan AIIB secara virtual, dikutip Jumat, 28 Oktober.

Dia menambahkan, upaya kontributif lain mencakup pula kebutuhan untuk melibatkan sektor swasta sehingga dapat meningkatkan pendanaan untuk transisi iklim melalui komitmen net zero secara sukarela dan komitmen terkait lain.

“Indonesia dalam menjalankan transisi energi, diantaranya melalui percepatan penghentian penggunaan pembangkit listrik batu bara sehingga selanjutnya dapat mempromosikan pengembangan energi terbarukan,” tuturnya.

Menteri Keuangan juga menyampaikan agenda ini memerlukan skema pembiayaan yang sesuai dan pendekatan transaksi yang mampu memberikan manfaat bagi komunitas, ekonomi di daerah, dan lingkungan.

“AIIB diharapkan dapat berpartisipasi dalam mendukung program Energy Transition Mechanism (ETM) di Indonesia,” tegas dia.

Asal tahu saja, RI adalah negara debitur terbesar keempat AIIB dengan nilai 3,13 miliar dolar AS. Disebutkan bahwa dana itu digunakan pemerintah untuk penanganan pandemi COVID-19 melalui fasilitas COVID-19 Crisis Recovery Facility (CRF) senilai 1,5 miliar dolar AS.

Dalam sidang tahunan ini, Presiden AIIB menyampaikan laporan perkembangan operasional dan strategi korporasi yang akan dijalankan untuk tetap dapat mendukung negara anggotanya melanjutkan pembangunan infrastruktur.

Di Sesi Governor’s Roundtable Discussion dibahas dua agenda kebijakan strategis pengembangan AIIB yang meliputi agenda pembiayaan infrastruktur di dunia rawan krisis, serta dukungan akses energi dan net-zero transition.

Pada sidang tahunan ini juga diputuskan bahwa perhelatan sidang berikutnya akan diselenggarakan pada 25-26 September 2023 di Sharm el Sheikh, Mesir.