JAKARTA - Untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060, PTBA menerapkan praktek pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail mengatakan, hingga September 2022, tercatat total areal reklamasi PTBA sudah mencapai 2.145,9 hektare (ha).
Di lahan tersebut telah ditanam 1.334.375 batang pohon. Berbagai jenis pohon yang ditanam di antaranya Sengon, Jati, Mahoni, Kayu Putih, Akasia, Angsana, Merbau, Bambu, Jabon, Pinus, Johar, Longkida.
Tak hanya reklamasi lahan, PTBA telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi.
Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.
"Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya 7 Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, 40 Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan 6 Pompa Tambang berbasis Listrik," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 27 Oktober.
Arsal melanjutkan, perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.
Langkah lainnya yakni penggantian bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian Halon 1211 pada alat pemadam api ringan (APAR).
BACA JUGA:
PTBA juga tengah melakukan studi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi teknologi dekarbonisasi di bidang pertambangan, PTBA menggelar Greenovator.
Dana sebesar Rp3 miliar disiapkan bagi yang mampu menciptakan inovasi dalam CCUS dan Carbon Reduction.
"Program-program dekarbonisasi ini dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal. Perusahaan telah memiliki roadmap manajemen karbon hingga tahun 2050," pungkasnya.