Bagikan:

JAKARTA – Direktur Teknologi Informasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Timothy Utama membenarkan bahwa perseroan kini tengah mempertimbangkan opsi pemisahan layanan bisnis (spin off) guna fokus menggarap segmen digital.

Dalam keterangannya, Timothy menyebut jika Bank Mandiri sampai saat ini masih tetap melakukan business process sesuai dengan rencana 2022 dan belum mengambil langkah signifikan atas inisiatif pembentukan entitas baru.

“Kami masih akan terus mengkaji spin off karena memang masih terbuka potensi untuk melakukan itu,” ujarnya saat menggelar konferensi pers paparan kinerja trimester ketiga 2022 pada Rabu, 26 Oktober.

Sebagai gantinya, Bank Mandiri memilih untuk memusatkan perhatian dalam pengembangan layanan digital yang telah hadir dan menjadi instrumen sentral dalam mendukung kebutuhan nasabah.

“Tapi saat ini yang kita lihat segmen digital banking yang kita garap dari pertama memang mengadopsi strategi organik. Jadi dengan mendigitalkan diri kita sendiri, baik secara produk, penawaran, kapabilitas SDM, maupun sistem pendukung,” tuturnya.

Menurut Timothy, arah ekspansi virtual selanjutnya bakal dititikberatkan pada penguatan jaringan yang telah ada. Malahan, entitas jasa keuangan berkode saham BMRI itu siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa mencapai target yang dibidik.

“Bank Mandiri akan terus mencari solusi yang value added, terutama di open ecosystem. Ini penting karena digital intinya adalah bagaimana kita bisa mengembangkan ekosistem yang terbuka, baik untuk wholesale maupun pasar segmented,” tuturnya.

“Disini kita akan terus memperkuat ekosistem terbuka dengan melibatkan anak usaha ventura Mandiri Capital Indonesia yang secara aktif bekerja sama dengan startup dan juga fintech,” sambung Timothy.

Untuk diketahui, wacana spin off aplikasi digital mencuat usai Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR pada akhir September lalu. Kata dia, aplikasi digital Livin by Mandiri memiliki kapabilitas untuk dikembangkan secara otonom sebagai bank digital.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, aplikasi Livin telah diunduh lebih dari 18 juta kali dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Fasilitas virtual tersebut diklaim telah mampu melayani 500 juta transaksi dalam setahun.

Adapun, nilai transaksi Livin by Mandiri pada kuartal III 2022 telah menembus Rp630 triliun atau tumbuh sekitar 50 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021.

BMRI sendiri tercatat memiliki 4.011 jaringan kantor, yang terdiri dari 2.370 kantor cabang dan 1.641 kantor mikro.

Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 13.034 unit ATM yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, serta Electronic Data Capture (EDC).