Bagikan:

JAKARTA - Dalam rangka pengawasan pembangunan jaringan gas rumah tangga di sejumlah daerah, PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina melakukan management walkthrough. Kali ini, Komisaris PGN, Warih Sadono bersama Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar mengunjungi lokasi  pembangunan jargas rumah tangga di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.

Saat ini PGN tengah membangun jargas rumah tangga di Cirebon sebanyak 2.000 Sambungan Rumah (SR). Sedangkan total pelanggan jargas PGN di Cirebon saat ini mencapai 36.718 SR. Pembangunan jargas di Cirebon juga terus dilanjutkan secara bertahap sebagai bagian dari target pembangunan jargas PGN dengan skema investasi internal sebanyak 400.000 SR di seluruh Indonesia.

Kunjungan di Cirebon ini sekaligus memastikan bahwa koordinasi dengan seluruh stakeholder dilaksanakan dengan baik, sehingga akan memudahkan proses berjalannya pembangunan.

"Untuk membangun jargas rumah tangga memang bukan pekerjaan yang mudah. Kita harus membangun kerja sama dan koordinasi dengan seluruh stakeholder, termasuk mendorong PGN meningkatkan koordinasi dengan jajaran pemerintahan di wilayah yang akan dibangun jaringan gas sehingga masyarakat bisa terlayani," ujar Warih, dalam keterangannya, Selasa 25 Oktober.

Lanjut Warih, tujuan utama PGN memperluas pembangunan jargas adalah menghadirkan kedaulatan energi untuk negara dan masyarakat. PGN berusaha untuk membantu mengurangi ketergantungan terhadap energi impor dan PGN mencukupinya dengan gas bumi sebagai produk dalam negeri.

"Keuntungan dari penggunaan gas bumi dibandingkan energi lain adalah lebih efisien dalam biaya penggunaannya. Maka biaya konsumsi energi masyarakat yang dibayarkan pun bisa lebih efisien," ujar Warih.

Achmad Muchtasyar menambahkan, jargas di Cirebon menggunakan sumber gas dari Pertamina EP. Dengan sumber gas yang cukup dekat, pelanggan di Cirebon cukup agresif untuk menggunakan jargas.

"Diharapkan sebagian warga yang sudah terpasang jargas akan segera gas in. Kami juga akan mengembangkan gas ke wilayah-wilayah di sekitar Cirebon. Tentunya setelah pengembangan ke industri, maka akan bertambah ke jaringan gas rumah tangga juga," ujar Achmad.

Achmad juga mendorong PGN untuk memperluas sosialisasi dan edukasi ke masyarakat mengenai gas bumi sebagai energi yang aman. Mengingat pada masyarakat awam, terdapat paradigma bahwa semua gas jenisnya sama.

"Jargas lebih aman, mengingat berat jenis gas bumi lebih ringan dari udara, sehingga mudah terurai di udara. Itulah yang menjadi faktor utama dari safety bahwa gas bumi lebih aman.  Terkadang gas secara awam dianggap sama semua, padahal berbeda-beda secara berat jenisnya. Untuk jargas menggunakan gas alam (C1 dan C2) yang berat jenisnya lebih ringan dari udara. Ditambah pada jargas diberikan pembau (odorant), sehingga jika terjadi kebocoran akan mudah terdeteksi," jelas Achmad.

Rusti sebagai salah satu pelanggan RT 07 RW 4 di Kecalatan Plered telah merasakan manfaat dari jargas secara langsung. Rusti menggunakan jargas untuk usaha katering. Menurutnya, menggunakan jargas lebih hemat jika dibandingkan dengan gas LPG 12 Kg. Selain itu, jargas menghasilkan api biru, aman, dan lebih nyaman karena pembayaran dilakukan di akhir sesuai dengan besarnya penggunaan gas.

Selain rumah tangga, PGN juga fokus pada pelanggan kecil atau usaha kecil, komersial dan industri. Layanan gas bumi untuk pelanggan kecil atau usaha kecil seperti katering, café dan restoran, komersial seperti hotel dan mall, serta industri seperti pabrik.

PGN juga fokus untuk terus memperluas pembangunan jargas sebagai energi yang bersih dan rendah emisi.

"Gas alam jauh lebih bersih, ditambah tahun 2060 ditargetkan untuk Nett Zero Emission (NZE). Disinilah sebetulnya peran PGN untuk mengembangkan jargas terhadap regulasi Zero Emission dan sejalan dengan komitmen dalam tema G20 yang sebentar lagi dilaksanakan. Jadi, jargas sangat mendukung untuk energi transisi," pungkas Achmad.