Lakukan 5 Hal Ini Buat Persiapan Menghadapi Resesi 2023
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia tengah dihadapkan pada bayang-bayang resesi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 mendatang.

Di tengah laju inflasi dan ancaman resesi, edukasi terkait kesehatan finansial bagi generasi muda semakin krusial.

Co Founder platform Ternak Uang, Felicia Putri Tjiasaka mengatakan, alih-alih merasa takut, masyarakat sebaiknya merencanakan keuangan dan melakukan check up kesehatan financial.

"Sebelum kita mulai bersiap, sebaiknya kita cek terlebih dahulu keadaan keuangan kita ada di mana agar bisa memutuskan apa yang harus kita lakukan selanjutnya," ujar Felicia saat ditemui di Jakarta, Jumat, 21 Oktober.

Bagi yang sudah merasa keadaan keuangannya berada pada posisi yang baik, kata Felicia, persiapan yang sebaiknya dilakukan untuk menghadapi resesi adalah dengan melalui lima cara yakni pertama, membuang-jauh-jauh paham Fear of Missing Out (FOMO).

"Tidak usah buru-buru jual saham kalau lagi di bawah atau buru-buru beli saat di atas. Nabung rutin saja seperti biasa. Tidak usah FOMO," ujarnya.

Tips kedua, Felicia menyarankan agar masyarakat mulai mempertebal dana darurat yang dimiliki. Menurutnya, besaran dana darurat disesuaikan dengan keadaan masing masing orang dengan mempertimbangkan pemasukan, pengeluaran bulanan.

"Yang masih single mungkin berbeda dengan yang sudah menikah. Tambah 50 sampai 100 persen dari jumlah normal. Atau bisa taruh saja di reksadana pasar uang atau SBN ritel, itu dua produk yang anti resesi," lanjutnya.

Ketiga adalah dengan menerapkan konsep frugal living dengan mengurangi pengeluaran dan menentukan prioritas secara finansial serta mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan.

Namun, meskipun menerapkan konsep ini, seseeorang tidak harus mengurang konsumsinya secara ekstreme karena akan menciptakan resesi.

"Berhemat tapi jangan cut spending karena justru akan menyebabkan resesi, cukup dengan mindful spending. Jangan sampai makan yang dari 3 kali jadi 1 kali. Tidak berlebihan tapi tidak sampai kekurangan," imbuh Felcia.

Keempat, dengan memperhatikan kemungkinan suku bunga yang akan terus meningkat ke depannya, Felicia menyarankan untuk segera melunasi sebagian utang yangmemiliki bunga besar.

"Aku punya KPR yang awal tahun bunganya 11 persen dan mungkin ke depannya bisa sampai 14 atau 15 persen. Bayar bunga setinggi itu memang sakit ya apalagi belum tentu return investasi kita sebesar itu. Kalau ada uang dan tidak mencekik cashflow sebaiknya segera bayar sebagian utang," bebernya.

Dan terakhir yakni, memperbanyak keran pemasukan atau melakukan pekerjaan sampingan.

Alasannya, kata Felicia, di tengah ketidakpastian nantinya juga akan dibayangi dengan risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga nantinya membuat sebagian orang kehilangan sumber penghasilan utama.

"Tidak ada ruginya kita punya banyak sumber pemasukan (income), jadi tetap dengan side hustle," pungkas Felicia.