Bagikan:

JAKARTA - Hingga September 2022, PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 12,6 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp682 triliun.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyebutkan, pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.

"Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi,” ujar Jahja dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 20 Oktober.

Jahja merinci kredit korporasi meningkat 13,4 persen secara tahunan mencapai Rp306,1 triliun pada September 2022 sementara itu kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp203,5 triliun, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 10,4 persen (yoy) menjadi Rp105 triliun, dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 9,2 persen (yoy) menjadi Rp43,8 triliun.

"Didukung pelaksanaan dua kali expo di tahun ini, kami menerima total aplikasi KPR dan KKB senilai Rp30 triliun," lanjut Jahja.

Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8 persen (yoy) menjadi Rp 13,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 10,4 persen (yoy) menjadi Rp 165,0 triliun.

BCA juga mencatatkan penurunan rasio loan at risk (LAR) menjadi 11,7 persen di sembilan bulan pertama tahun 2022, dibandingkan 17,1 persen di tahun sebelumnya.

Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2 persen, sementara rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing sebesar 247,9 persen dan 49,9 persen.

Di sisi pendanaan, CASA naik 15,1 persen yoy mencapai Rp830,4 triliun per September 2022, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.

Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama bagi kenaikan total dana pihak ketiga mencapai Rp1.026 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan kredit dan likuiditas, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih atau net interest income(NII) selama sembilan bulan pertama tahun 2022, yakni naik 9,3 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun.

Pendapatan selain bunga tumbuh 7,8 persen yoy menjadi Rp16,7 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,2 persen yoy.

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp62,8 triliun atau naik 8,9 persen yoy.

Sementara itu, biaya provisi tercatat turun Rp3,7 triliun dibandingkan tahun lalu.

"Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,8 persen yoy menjadi Rp29 triliun," pungkas Jahja.