Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) buka suara atas laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 kembali mencatat surplus sebesar 4,99 miliar dolar AS.

Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 5,71 miliar dolar AS.

“Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada dikutip Selasa, 18 Oktober.

Menurut Junanto, kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020. Disebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 39,87 miliar dolar AS atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2021 sebesar 25,10 miliar dolar AS.

“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Junanto menjelaskan, surplus neraca perdagangan September 2022 bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah defisit neraca perdagangan migas yang sedikit meningkat.

Pada September 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 7,09 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 7,73 miliar dolar AS.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor nonmigas sebesar 23,48 miliar dolar AS pada September 2022, lebih rendah dibandingkan dengan 26,18 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

“Tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batubara, serta CPO yang didukung oleh penguatan kebijakan pemerintah, termasuk perpanjangan pembebasan pungutan ekspor CPO dan harga komoditas global yang masih tinggi,” katanya.

Junanto menambahkan, ekspor produk manufaktur, seperti kendaraan dan bagiannya tercatat meningkat.

“Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India masih tetap kuat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia,” imbuhnya.

Adapun, impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen sejalan dengan masih terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 2,01 miliar dolar AS pada Agustus 2022 menjadi 2,1 miliar dolar AS pada September 2022, seiring dengan penurunan ekspor migas yang lebih tinggi dari impor migas.