Bagikan:

JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro mengatakan sektor-sektor berbasis mobilitas dan teknologi merupakan sektor yang berhasil tumbuh di atas rata-rata, yang meliputi transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, perdagangan, manufaktur, serta informasi dan komunikasi (infokom).

"Ekonomi Indonesia pulih cukup cepat menuju jalur pertumbuhan jangka panjang, sehingga pada triwulan kedua 2022 pertumbuhan telah mencapai 5,44 persen," kata Ari Kuncoro dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Jumat 14 Oktober.

Menurut Prof. Ari, bisnis digital yang masuk dalam sektor infokom memegang peranan penting dalam resiliensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski begitu, tidak semata-mata hanya sektor digital yang direpresentasikan dengan infokom.

Sektor lain seperti transportasi juga bangkit, karena kelas menengah yang sudah lama terkungkung akibat pandemik, mencoba mencari relaksasi dengan mengunjungi tempat-tempat pariwisata.

"Pada saat pandemi, mereka menggunakan media digital untuk berbelanja. Tetapi, setelah itu, mereka menggunakan media digital untuk mempelajari tempat-tempat yang bisa dikunjungi. Di sinilah terjadi sinergi antara sektor berbasis mobilitas dan sektor infokom," katanya.

Dikatakannya ini adalah suatu yang menarik karena sinergi dapat dimulai dari mana saja. Apakah suatu bisnis memulai usahanya melalui jalur digital baru kemudian offline, atau sebaliknya, bisnis memulai produksi di satu daerah kemudian mengiklankan lewat jalur digital.

Rektor mengatakan salah satu keuntungan Indonesia adalah kelas menengah di negara ini berjumlah kurang lebih 21 persen dari populasi. International Monetary Fund (IMF) menilai bahwa probabilitas Indonesia terkena resesi hanya 3 persen. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya kelas menengah.

"Adanya bisnis digital dan keinginan kelas menengah untuk kembali ke mobilitas menyebabkan mesin pertumbuhan bisa berjalan meski situasi geopolitik dunia (klonflik Rusia dan Ukraina) masih tidak pasti," katanya.

Selain itu, katanya Indonesia juga memiliki cadangan daya beli domestik. Adanya jalan tol lintas Jawa dan Sumatera yang dibangun sebelum pandemi membuat sisi permintaan dan produksi menjadi lebih terintegrasi. Industri dapat berlokasi hampir di semua tempat dengan akses ke tol, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Setelah pandemi, orang-orang yang ingin melakukan relaksasi dengan melakukan mobilitas ke daerah-daerah wisata dapat memanfaatkan jalan tol. UMKM juga dapat menjual produknya ke kota-kota dengan memanfaatkan jalur platform digital maupun jalur fisik. Hal inilah yang kemudian mampu membangkitkan perekonomian di daerah.

Fenomena sinergi antara digital dan nondigital ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha maupun pemerintah daerah untuk membuat konsep aglomerasi. Produk-produk yang belum terkenal dimasukkan ke dalam satu paket dengan tujuan wisata yang sudah terkenal.

Masyarakat yang menggunakan media digital untuk mempelajari apa yang mereka ingin kunjungi akan menemukan objek-objek di sekitar objek yang sudah terkenal, sehingga dapat dijadikan satu paket perjalanan.