Ancaman Resesi 2023, Ridwan Kamil Sebut Indonesia Harus Berlajar dari Sri Lanka
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonomi dunia diprediksi bakal jatuh ke jurang resesi pada tahun depan, tak terkecuali Indonesia.

Hal ini dikarenakan suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara semakin tinggi. Kebijakan ini akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi, sehingga ancaman resesi sulit dihindari.

Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, negara-negara yang diprediksi bangkrut akan menghadapi masalah pada pertumbuhan ekonomi negaranya di tahun 2023.

Bahkan, lanjutnya, laju inflasi negara tersebut dapat mencapai dua digit.

"Negara-negara yang akan bangkrut, resesi, diprediksi tahun depan akan bermasalah bakal tumbuhnya tidak sampai lima persen. Inflasinya ada yang dua digit bahkan berpuluh-puluh (80) persen seperti Turki. Makanya saya berdoa yaAllah mudah-mudahan warning Bu Sri terkait resesi itu kita carikan solusinya. Termasuk biaya energi sebagai komponennya kira-kira begitu," kata Ridwan Kamil dalam acara Gathering SKK Migas, di Bandung, Senin, 3 Oktober.

Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, ada beberapa solusi untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi di tahun depan. Salah satunya adalah mengubah gaya hidup.

"Salah satu solusinya beradaptasi dari gaya hidup di zona nyaman menjadi mulai memikirkan sesuatu yang rata-rata tidak nyaman," ujarnya.

Kedua, lanjut Emil, berdagang dengan diri sendirinya. Artinya, Indonesia tidak boleh mengandalkan ekspor dan impor untuk bertahan dari ancaman resesi ekonomi.

Belajar dari Sri Lanka, kata Ridwan, negara tersebut akhirnya masuk jurang kebangkrutan lantaran terlalu bergantung pada ekspor dan impor. Sehingga utangnya menumpuk.

"Kedua, berdagang dengan diri sendiri, kenapa? Sri Lanka bangkrut karena terlalu bergantung dengan ekspor impor, pada saat dunia berputar seperti saat ini kena banyak utang," tuturnya.