KKP Gaungkan Semangat Ekonomi Biru Indonesia di Forum PBB
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memaparkan program ekonomi biru yang dirancang pemerintah dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang di Gelar di Jakarta pekan ini.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP I Nyoman Radiarta mengatakan kebijakan ekonomi biru Indonesia didasarkan pada prinsip keseimbangan antara kemakmuran, pembangunan ekonomi dan sosial untuk kepentingan masyarakat di masa depan.

"Program ekonomi biru mengelola sumber daya alam yang melimpah secara aktif dan merata menjadi lebih sehat, lebih aman, lebih tangguh dan produktif dengan berfokus pada pemahaman ekologi dan ekonomi pada kegiatan ruang laut," ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis, 29 September.

Menurut Nyoman, dalam implementasi ekonomi biru pihaknya memiliki lima program strategi. Pertama, memperluas wilayah konservasi dengan target 30 persen dari luas wilayah perairan Indonesia.

Kedua, penangkapan ikan secara terukur yang berbasis pada kuota penangkapan dan penetapan zona konservasi di enam zona penangkapan ikan.

Ketiga, menjaga daya dukung lingkungan dengan budidaya ikan yang ramah lingkungan baik budidaya laut, pesisir maupun pedalaman untuk meningkatkan produksi perikanan untuk pasar ekspor dan dalam negeri.

Keempat, penataan ruang laut untuk perlindungan ekosistem pesisir dan laut. Kelima, Program Bulan Cinta Laut untuk mengatasi sampah laut.

"Bagi Indonesia, ekonomi biru adalah masa depan. Kami percaya bahwa peluang untuk mengelola lautan kita secara berkelanjutan sambil menjaga orang-orang kita, untuk memberi mereka kemakmuran dan kesetaraan ekonomi terbuka lebar,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand menekankan pentingnya kemitraan yang efektif serta peningkatan kerja sama, koordinasi, dan koherensi kebijakan, di semua tingkat semua pemangku kepentingan terkait.

Kata dia, solusi untuk laut yang dikelola secara berkelanjutan bertujuan untuk memulai babak baru aksi global, dan penggunaan sumber daya laut yang inovatif.

“Hal itu juga termasuk mengatasi ancaman terhadap kesehatan, ekologi, ekonomi dan tata kelola laut, sampah dan polusi laut, IUU fishing, dan hilangnya habitat dan keanekaragaman hayati,” sebut dia.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sempat mengungkapkan jika penerapan lima strategi ekonomi biru menjadi langkah konkrit dalam menyeimbangkan antara kepentingan ekologi dan ekonomi.

“Melalui strategi ekonomi biru, sektor kelautan dan perikanan dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan perekonomian nasional bahkan untuk memenuhi kebutuhan protein dunia,” kata Menteri Trenggono beberapa waktu lalu.