Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara dan kawasan anggota forum G20 yang mengindikasikan pemulihan di Tanah Air terus berjalan.

"Jadi kalau saya disuruh memperkirakan kuartal II bisa tumbuh 5,44 persen (year on year/yoy), coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas lima persen. Kita ini tertinggi loh di G20," kata Jokowi dikutip dari Antara, Kamis, 29 September.

Melihat pencapaian tersebut, Jokowi mengajak seluruh pihak optimistis untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Indonesia.

Jokowi mengakui Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak mudah, namun selalu terdapat jalan untuk mengatasi setiap masalah.

"Yang kita hadapi bukan barang gampang, bukan mudah tapi harus tetap optimis," kata dia.

Dikatakan Jokowi, kondisi ekonomi global saat ini sedang sulit. Tantangan ekonomi juga dihadapi oleh negara-negara maju seperti masalah ketahanan pangan, krisis energi hingga gejolak finansial.

Meski demikian, kata Jokowi, Indonesia tetap mampu menjaga pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.

Beberapa indikator pemulihan ekonomi Indonesia, Jokowi menjelaskan, antara lain, pendapatan negara yang telah tumbuh 49 persen atau Rp1.764 triliun, dengan di antaranya adalah penerimaan pajak hingga Rp1.171 triliun atau bertumbuh 58 persen.

"Penerimaan bea dan cukai Rp206 triliun atau tumbuh 30,5 persen, tumbuhnya sangat melompat. Kemudian realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp386 triliun atau tumbuh 38,9 persen," papar dia.

Selain itu, optimisme konsumen juga masih tinggi karena Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) tercatat di 124,7. Kredit perbankan juga telah tumbuh hingga 10,7 persen.

Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus dalam 28 bulan berturut-turut yakni sebesar 5,7 miliar dolar AS.

"Ini gede banget loh angka ini surplus-nya. prompt manufacturing index (PMI) manufaktur kita angkanya 51,7 di atas global," pungkas Jokowi.