Bagikan:

JAKARTA - Anak-anak sekolah di Inggris dilaporkan menderita kekurangan makanan di tengah krisis biaya hidup di negara tersebut.

Bahkan beberapa dari mereka disebut bersembunyi di taman bermain karena mereka tidak mampu membeli makan siang akibat krisis ekonomi Inggris.

Seperti dikutip Tribune The Express, badan amal Chefs in Schools sudah menyusun laporan dan laporan itu akan diterbitkan pada bulan depan. Kelompok Chefs in Schools fokus pada kampanye makan sehat dan pelatihan koki untuk bekerja di dapur sekolah.

Badan amal itu mendapat laporan dari satu sekolah di London tenggara, seorang anak

"berpura-pura makan dari kotak makan yang kosong" karena mereka tidak ingin teman-temannya tahu bahwa mereka tidak memiliki makanan di rumah.

Inti dari krisis kemiskinan pangan di sekolah adalah dua masalah: yang pertama adalah anggaran sekolah, yang mengalami tekanan karena biaya energi yang meningkat, dan yang kedua adalah kelayakan untuk mendapatkan makanan sekolah gratis.

Semua anak sekolah di Inggris berhak atas makanan sekolah gratis dari penerimaan hingga tahun kedua. Akan tetapi sejauh ini hanya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan kurang dari £7,400 setahun yang memenuhi syarat.

Kelompok Aksi Kemiskinan Anak mengatakan, ini artinya 800.000 anak-anak dalam kemiskinan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis ini. "Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah. Anak-anak datang karena belum makan apa pun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu,” kata Naomi Duncan, Kepala eksekutif Chefs in Schools.

Duncan meminta semua anak dari keluarga dengan tunjangan kesejahteraan, yang dikenal sebagai kredit universal, memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis. Posisi ini didukung oleh serikat guru.

Dia menambahkan, koki Chefs in Schools secara aktif kerap keluar dan mencari anak-anak yang bersembunyi di taman bermain karena mereka pikir mereka tidak bisa mendapatkan makanan. Koki itu lantas memberi mereka makan.

Persatuan Kepala Sekolah Nasional, Paul Gosling menyatakan tentu sekolah akan turun tangan dalam menangani kasus ini. Namun dia mengatakan, pemerintah harus tetap memberi dukungan.

Mengacu pada data dari peneliti pasar NielsenIQ yang dilansir Reuters pada Rabu lalu, sekitar 57 persen konsumen Inggris sangat atau sedang terkena dampak krisis biaya hidup sejauh ini. Dalam tiga bulan angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi 76 persen.

Warga Inggris menghadapi inflasi yang mencapai 9,9 persen pada Agustus dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut tahun ini, sebagian besar didorong oleh lonjakan harga energi.

Mike Watkins, kepala pengecer dan wawasan bisnis NielsenIQ Inggris, mengatakan krisis ekonomi Inggris menyebabkan rumah tangga banyak berhemat. Dia menyebut konsumen semakin berfokus pada biaya bahan makanan mingguan mereka untuk membantu mengelola anggaran.