JAKARTA - Pakar mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman Kartolaksono Reksowardojo menilai, perubahan warna pada Pertalite yang ditemui masyarakat akhir-akhir ini sama sekali tidak memengaruhi kualitas.
Sementara dugaan kualitas Pertalite sekarang menurun dan lebih boros, kata dia, merupakan penilaian subjektif.
“Pewarna itu tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas BBM,” kata Iman dalam keterangan tertulis, Senin, 26 September.
Menurut Imam, perubahan warna Pertalite tidak bisa dijadikan ukuran. Hal tersebut perlu pembuktian secara laboratorium.
"Tidak bisa menilai kualitas BBM hanya dari kebiasaan sehari-hari, karena penilaian tersebut tidak terkontrol," ujarnya.
Iman menambahkan, pengujian tersebut harus dilakukan secara apple to apple, yakni antara Pertalite lama (sebelum BBM subsidi naik) dan Pertalite saat ini.
Demikian juga dengan kondisi, rute, jam pengujian, termasuk jenis kendaraan yang dilakukan untuk menguji juga harus sama.
Dikatakan Imam, kalau ada satu hal saja yang berbeda, tentu berpengaruh terhadap pengujian.
Misal beda rute, meski dilakukan oleh kendaraan yang sama, tentu akan memberikan hasil berbeda, nilai kalor pembakarannya berbeda-beda.
"Makanya, pengujian harus apple to apple. Intinya, harus ada pengujian. Jangan hanya subjektivitas," kata Iman.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan adanya keluhan mengenai pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
BBM dengan RON 90 itu dinilai kualitasnya menurun dan semakin boros usai harganya naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menegaskan, Pertalite tidak mengalami perubahan spesifikasi.
Irto menambahkan, standar dan mutu pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
BACA JUGA:
Pertamina juga selalu memastikan quality control berjalan untuk setiap produk dan menyalurkan produk-produk BBM berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Irto juga menyebut batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).
"Saat ini hasil uji RVP dari pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diijinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal)," ungkap Irto melalui keteragan kepada media, Rabu 21 September.