Bagikan:

JAKARTA - Pengelola Rumah Sakit Bunda PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatat penambahan empat rumah sakit dalam enam bulan tahun ini. Di antaranya, yaitu RSIA Azzahra Palembang, RSU Citra Harapan Bekasi, RSIA Pusura Tegalsari Surabaya, dan RSJP Paramarta Bandung.

Atas catatan itu, Bundamedik sudah menjadi ekosistem terintegrasi yang melingkupi sembilan RS Bunda Group, 10 klinik bayi tabung Morula, 126 klinik satelit fertilitas Klinik Fertilitas Indonesia, 40 Laboratorium Patologi dan Genomik Diagnos, lebih dari 150 jejaring klinik layanan primer Klinik Pintar, tim Evakuasi Medik ER, dan layanan wisata medis IMTB.

Direktur Utama Bundamedik Mesha Rizal Sini mengatakan, sebagai perusahaan yang berkecimpung selama 49 tahun di sektor layanan kesehatan, perseroan selalu mengedepankan strategi pertumbuhan bisnis berkelangsungan yang didorong layanan kesehatan terintegrasi dan berstandarisasi tinggi bagi pasien.

"Kami berharap perluasan ekosistem Bundamedik yang terus berjalan cepat dapat turut membawa dampak bola salju dalam menghadirkan standarisasi layanan kesehatan berkualitas yang terdepan dan terpercaya bagi masyarakat yang lebih luas," tutur Mesha dalam keterangannya, dikutip Selasa, 13 September.

Mesha menyampaikan, target ekspansi RS Bundamedik sudah terpenuhi dalam enam bulan tahun ini. Sementara, Morula IVF dan Diagnos akan melanjutkan rencana ekspansinya untuk sisa tahun 2022.

Dia menambahkan, peningkatan jumlah rumah sakit yang signifikan ini juga seiring dengan peningkatan pasien non-COVID yang sudah mulai kembali berobat ke rumah sakit, khususnya untuk bedah elektif. Jumlah pasien rawat inap dan pasien rawat jalan tercatat masing-masing naik 42 persen dan 12 persen (yoy). Untuk bedah elektif, pertumbuhannya tercatat naik hingga 41 persen.

Sejalan dengan penambahan jumlah RS, pertumbuhan tempat tidur pun naik 54 persen dari 414 tempat tidur pada semester I-2021 menjadi 639 pada periode sama tahun ini.

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama Bundamedik Ivan Sini menuturkan, terlepas dari perubahan situasi pandemi, perseroan selalu siap dengan fundamental yang kuat dan persiapan matang. Perseroan tetap fokus pada tiga pilar strategi prioritas untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan selama 2022, yaitu perluasan ekosistem, penguatan bisnis inti perusahaan, dan pendalaman kemitraan strategis.

"Dengan ketiga strategi tersebut, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan non-Covid sebesar 20 persen - 30 persen dengan pertumbuhan EBITDA 1% setiap tahunnya," ujar Ivan.

Memasuki masa transisi ke endemi yang diiringi pendapatan dari COVID-19 yang sudah ternormalisasi, performa lini-lini bisnis utama Bundameik terus menguat.

Secara umum, selama periode semester 1 2022, perseroan mampu mempertahankan peningkatan pendapatan non-COVID dengan pertumbuhan sebesar 9 persen (yoy). Jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, tepatnya semester I-2019, pendapatan terkonsolidasi perseroan selama semester I-2022 tercatat naik sebesar 55 persen.

Selain itu, margin EBITDA selama semester I-2022 (di luar Diagnos dan layanan terkait COVID-19) naik 1 poin menjadi 18 persen (yoy). Jika membandingkan dengan Pendapatan Net (dikurangi jasa medis dokter), maka EBITDA Margin berada di nilai 23 persen selama periode semester I-2022.