JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman menemukan modus baru penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar.
Modus tersebut ditemukan selama masa reses ketika mengunjungi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta mengecek beberapa jaringan BBM di Sumatera, Jawa, dan sebagian Sulawesi.
"Dengan adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara BBM subsidi dan nonsubsidi, ini bahkan semakin menambah yang sebelumnya sudah ada bandit-bandit, klepto yang memanfaatkan narasi atau memanfaatan subsidi BBM di lapangan itu, mungkin lebih ekstrem lagi, orang yang mencuri, orang yang memanfaatkan atau mengisap hak rakyat semakin banyak," ujar Maman dalam Raker dengan Menteri ESDM di Jakarta, Rabu, 24 Agustus.
Dengan adanya disparitas harga itu, lanjut Maman, kemudian muncul banyak truk 'siluman' yang tangki BBM-nya sudah dimodifikasi dan ikut mengantre BBM.
Maman menyebut, truk yang mengantre tersebut mengisi solar secara full dan menjual kembali kepada penampung.
"Itu truk siluman yang tiba-tiba muncul bisa puluhan. Tidak sedikit juga tangkinya dimanipulasi, yang awalnya 100 liter diubah menjadi 200 dan bahkan ada yang 300 liter, masuk ke SPBU dan antre sampai 20 truk dan dibekingi oleh oknum aparat," lanjut Maman.
BBM yang dibeli seharga Rp5.000 kemudian akan dijual hingga Rp10.000 kepada penadah yang kemudian akan dijual kembali kepada nelayan dengan kisaran harga hingga Rp13.000.
"Penampung(penadah) ini dibekingi oknum, kemudian jual kepada nelayan yang seharusnya mendapat haknya setengah harga subsidi tapi karena butuh surat rekomendasi dari institusi, mau tidak mau akhirnya beli BBM dari penadah," lanjut Maman.
Selain kepada nelayan, lanjut Maman, BBM tersebut kemudian juga dijual kepada penambang di pedalaman dengan harga yang semakin tinggi.
BACA JUGA:
Dengan adanya realita seperti ini di lapangan, Maman berharap pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga subsidi BBM diterima oleh masyarakat yang berhak.
"Untuk itu pemerintah harus berani mendorong penyesuaian harga BBM. Saya tidak masalah menaikkan atau menurunkan tapi penyesuaian harga. Sehingga subsidi yang ada bisa dialokasikan kepada Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dapat diterima langsung oleh masyarakat miskin sehingga lebih tepat sasaran," tegas Maman.