Penuhi Kebutuhan Minyak Nabati Dunia, Menko Airlangga Harap Produktivitas Kelapa Sawit Ditingkatkan
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto berharap produktivitas kelapa sawit Indonesia bisa ditingkatkan agar bisa memenuhi permintaan minyak nabati dunia yang terus meningkat.

"Dengan luasan perkebunan rakyat sekitar 41 persen, kami menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti rendahnya produktivitas tanaman karena sudah berumur tua dan tidak menggunakan klon unggul," kata Airlangga Hartarto dikutip dari Antara, Rabu, 24 Agustus.

Dia berharap, para gubernur dan jajaran pemerintah daerah serta pelaku usaha industri kelapa sawit dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit, salah satunya dengan program peremajaan sawit rakyat (PSR).

"Dengan peran penting industri sawit baik secara nasional maupun daerah, kami mengharapkan kepada bapak gubernur dan jajaran pemerintah daerah serta pelaku usaha industri sawit untuk terus mendorong pelaksanaan program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) dengan sumber pendanaan dari BPDPKS," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Sekjen Gapki) Edi Martono mengatakan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi kelapa sawit dengan intensifikasi, mengingat pemerintah masih melakukan moratorium pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit sejak 2018.

Edi menjelaskan, intensifikasi dilakukan melalui penggunaan bibit unggul, perawatan yang baik, dan menjaga kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk organik.

Dia menjelaskan beberapa anggota Gapki telah melakukan hal tersebut dengan menggunakan pupuk organik yang dibuat di kebun sendiri.

"Sekarang ini sudah ada anggota kami yang tadinya 3 ton per hektare per tahun menjadi enam ton per hektare per tahun," kata Edi.

Selain peningkatan produktivitas, Airlangga juga berharap para kepala daerah mengawal keberlanjutan investasi industri kelapa sawit yang sudah ada di masing-masing daerah sekaligus memberikan kepastian hukum berusaha, sehingga investasi terus berlangsung.

"Melindungi kemitraan yang sudah terbangun antara perkebunan sawit rakyat dengan Perkebunan besar. Memfasilitasi penyelesaian masalah yang terkait dengan industri kelapa sawit, baik yang terkait dengan lahan maupun masyarakat. Terus mempromosikan industri sawit di daerahnya, sehingga industri ini semakin berkontribusi bagi pembangunan daerah," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan, industri sawit Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik saat ini maupun beberapa dekade mendatang.

Industri sawit telah menjadi tumpuan sumber pendapatan bagi sekitar 17 juta kepala keluarga, petani dan karyawan yang bekerja di sektor on farm maupun off farm.

Sebagai komoditas perdagangan, devisa ekspor dari industri kelapa sawit mencapai 35,53 miliar dolar AS pada 2021 yang menjadikan neraca perdagangan di Indonesia surplus 33,82 miliar dolar AS.

Saat ini, ekspor produk kelapa sawit ditujukan ke lebih sari 125 negara di dunia dan telah digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk pangan, energi adan aneka industri hilir lainnya.

Selain itu, produksi kelapa sawit juga telah menjadi bahan baku untuk biodiesel yang sangat berperan dalam menekan devisa impor dari migas.