Negara Tujuan Ekspor Sawit Indonesia, Capai Omset Miliaran Dolar Tiap Tahunnya
Minyak Sawit (Pixabay)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Bicara soal minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) tentunya Indonesia menjadi salah satu pemasok minyak terbesar di dunia. Nyatanya banyak minyak yang sudah dihasilkan di tanah air dan di gunakan oleh orang di beberapa negara. Lalu dimanakah negara tujuan ekspor sawit Indonesia.

Negara Tujuan Ekspor Sawit Indonesia

Tercatat, Tiongkok dan India merupakan pangsa pasar terbesar ekspor minyak sawit nasional.

Ekspor CPO ke kedua negara itu menempuh 29% dari keseluruhan poin ekspor sawit Indonesia. Menurut data badan Sentra Statistik (BPS), poin ekspor CPO ke Negeri Tirai Bambu itu menempuh US$ 4,55 miliar sepanjang Januari-November 2021. Poin itu menempuh 17,47% dari sempurna poin ekspor minyak sawit Indonesia.

Negara tujuan ekspor CPO terbesar selanjutnya yaitu India, adalah sebesar US$ 3,11 miliar (11,96%). Dicontoh Pakistan sebesar US$ 2,46 miliar, Amerika Serikat US$ 1,61 miliar (9,44%), Banglades US$ 1,26 miliar (4,83%), serta Malaysia senilai US$ 1,21 miliar (4,65%).

Poin ekspor minyak sawit ke Amerika Serikat sepanjang Januari-September 2021 mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 136,4% dibanding jangka waktu yang sama tahun sebelumnya. Sementara poin ekspor ke India cuma mencatat kenaikan 17,98%, terendah diperbandingkan dengan 5 negara tujuan ekspor terbesar CPO lainnya.

Sempurna poin ekspor CPO Indonesia menempuh US$ 26,03 miliar jangka waktu Januari-November 2021. Poin itu tumbuh 61,72% dibanding jangka waktu yang sama tahun sebelumnya cuma US$ 16,1 miliar.

Kebijakan Pajak Ekspor Minyak Sawit Indonesia

Untuk meningkatkan perkembangan di industri hilir sektor kelapa sawit, pajak ekspor untuk produk minyak sawit yang sudah disuling sudah dipotong dalam sebagian tahun akhir-akhir ini. Sementara itu, pajak ekspor minyak sawit mentah (CPO) berada di antara 0%-22,5% tergantung pada harga minyak sawit internasional. Indonesia mempunyai 'mekanisme otomatis' sehingga dikala harga CPO referensi Pemerintah (menurut harga CPO lokal dan internasional) jatuh di bawah 750 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton, pajak ekspor dipotong menjadi 0%. Maka terjadi di antara Oktober 2014 dan Mei 2016 waktu harga referensi ini jatuh di bawah 750 dollar AS per metrik ton.

Masalahnya, bebas pajak ekspor berarti Pemerintah kehilangan beberapa besar pendapatan pajak ekspor (yang amat diperlukan) dari industri minyak sawit. Pemerintah menentukan untuk mengintroduksi pungutan ekspor minyak sawit di pertengahan 2015. Pungutan sebesar 50 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton digunakan untuk ekspor minyak sawit mentah dan pungutan senilai 30 dollar AS per metrik ton ditentukan untuk ekspor produk-produk minyak sawit olahan. Pendapatan dari pungutan baru ini diterapkan (beberapa) untuk mendanai program subsidi biodiesel Pemerintah.

Prospek Masa Depan Industri Minyak Sawit di Indonesia

Era Boom Komoditas 2000-an membawa berkat bagi Indonesia sebab berlimpahnya sumberdaya alam negara ini. Harga minyak sawit naik tajam sesudah tahun 2005 tapi krisis global menyebabkan penurunan tajam harga CPO di tahun 2008. Terjadi rebound yang kuat tetapi sesudah tahun 2011 harga CPO sudah melemah, khususnya sebab permintaan dari RRT sudah menurun, sementara rendahnya harga minyak mentah (semenjak pertengahan 2014) mengurangi permintaan biofuel berbahan baku minyak sawit. Sebab itu, prospek industri minyak sawit kelam dalam rentang waktu pendek, khususnya sebab Indonesia masih terlalu bertumpu pada CPO dibandingi produk-produk minyak sawit olahan.

ketika permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia menguntungkan sebab alasan-alasan berikut:

• Margin laba yang besar, sementara komoditas ini gampang diproduksi

• Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan jumlah penduduk global

• Tarif produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia merupakanyang paling murah di dunia

• Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingi produk minyak nabati

• Penerapan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara pemakaian besin diperkirakan akan berkurang

Persoalan-persoalan apa yang menghambat perkembangan industri minyak sawit dunia?

• Kesadaran bahwa penting untuk membikin lebih banyak kebijakan ramah lingkungan

• Perselisihan persoalan tanah dengan penduduk lokal sebab ketidakjelasan kepemilikan tanah

• Ketidakjelasan peraturan dan perundang-undangan

• Tarif logistik yang tinggi sebab kurangnya mutu dan kuantitas infrastruktur

Setelah membahas Negara Tujuan Ekspor Sawit Indonesia, ikuti berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan.