Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 Rumah Tangga tidak mampu di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) menjadi sasaran program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022.

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari menyebutkan, program ini bertujuan untuk mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen.

"Berdasarkan hasil Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada tanggal 27 September 2021, menyetujui alokasi APBN tahun 2022 untuk program BPBL bagi rumah tangga miskin belum berlistrik sebanyak 80.000 rumah tangga yang tersebar di seluruh Indonesia" ucap Ida yang dikutip Kamis 11 Agustus.

Lebih lanjut, Ida menyebutkan, rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga di Indonesia hingga semester I 2022 telah mencapai angka 99,56 persen.

Ia menyebutkan, program BPBL yang telah mendapatkan persetujuan Komisi VII DPR RI ini diharapkan menjadi salah satu upaya percepatan pencapaian target rasio elektrifikasi.

Pemerintah disebut Ida terus mendorong berbagai program dalam memenuhi target 100 persen Rasio Elektrifikasi pada tahun 2022. Upaya memenuhi akses listrik bagi seluruh desa dan dusun di daerah 3T tersebut dilakukan dengan berbagai macam selain program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

"Pemerintah memiliki beberapa strategi seperti perluasan jaringan, pembangunan minigrid, pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL), Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) serta Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL)," pungkas Ida.