Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membantah kabar mi instan bakal naik tiga kali lipat lantaran meroketnya harga gandum dampak dari perang Rusia-Ukraina.

Sebab, suplai gandum dari beberapa negara akan membanjiri Indonesia.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan bahwa suplai gandum tersebut akan melimpah seiring dengan adanya panen raya di beberapa negara. Seperti Australia, Kanada dan Amerika Serikat.

Dengan adanya panen gandum dari negara selain Ukraina tersebut, lanjut Zulhas, akan berdampak pada harga gandum ke depannya. Sehingga, dia meyakini tidak akan ada kenaikan harga mi instan di Tanah Air.

“Enggak (akan harga naik), mudah-mudahan nanti kan, ini kan sudah (melimpah suplai gandum),” katanya di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 10 Agustus.

Apalagi, kata Zulhas, Ukraina juga sudah kembali membuka akses ekspor gandum yang dihasilkan. Seperti diketahui, Ukraina memang menjadi negara pemasok gandum terbesar ke Indonesia.

“Dulu kan gagal panennya Australia, Kanada gagal, Amerika, sekarang perannya sukses. Apalagi sekarang Ukraina sudah mulai jual,” jelasnya.

Dengan adanya suplai dari negara-negara lain tersebut, Zulhas memprediksi bahwa tren kenaikan harga gandum dunia maupun produk turunannya dalam hal ini tepung terigu bahan baku mi instan akan turun bulan depan.

“Mungkin September trennya akan turun,” ucapnya.