Setahun Alih Kelola Blok Rokan, Pertamina Berhasil Bor 370 Sumur
Foto Dok Pertamina

Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melaporkan hingga Juni 2022 telah berhasil mengebor 370 sumur di Blok Rokan.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, dalam satu tahun alih kelola, PHR berhasil melakukan 370 pengeboran.

Jumlah itu melebihi tiga kali lipat dari sebelumnya, yaitu 105 pengeboran sumur dengan eksekusi 15.000 kegiatan work over (WO) dan well intervention well services (WIWS) yang menyerap 60 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk menggerakkan perekonomian nasional.

"Masifnya pengeboran tersebut, otomatis meningkatkan jumlah rig pengeboran aktif menjadi lebih dua kali lipat dari yang awalnya 9 menjadi 21 rig dan akan terus meningkat menjadi 27 rig hingga triwulan akhir 2022. Demikian juga dengan penggunaan rig WOWS. Di awal alih kelola memanfaatkan 25 rig WOWS, saat ini menjadi 32 rig WOWS dan akan terus meningkat hingga 52 rig WOWS di triwulan 4 pada tahun ini," ujar

Nicke menjelaskan, pengeboran yang masif dan agresif tersebut menghasilkan peningkatan produksi migas dari rata-rata 158,7 MBOPD sebelum alih kelola menjadi 161 MBOPD saat ini. Volume cadangan pun meningkat dari 320,1 MMBOE pada awal transisi menjadi 370,2 MMBOE setelah satu tahun alih kelola.

Dalam melakukan pengeboran Blok Rokan, lanjut Nicke, Pertamina mengalami kesulitan, sebab Blok Rokan merupakan sumur tua.

"Tantangannya tidak hanya menahan laju penurunan produksi, tapi juga harus meningkatkan produksi," lanjut Nicke.

Blok Rokan merupakan salah satu WK Migas terbesar di Indonesia.

Melalui Keputusan Menteri ESDM No. 1923 K/10/MEM/2018 Tanggal 6 Agustus 2018 sejak tanggal 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, pengelolaan WK Rokan di Provinsi Riau beralih ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) setelah 80 tahun atau sejak tahun 1951 dikelola PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).

Alih kelola ini menjadi tonggak sejarah pengelolaan hulu migas di Indonesia.

Saat ini, Rokan menyumbang 24 persen dari total produksi minyak Indonesia.

WK penyumbang produksi minyak terbesar nomor 2 secara nasional ini memiliki luas wilayah 6.220,29 km2 dengan 10 lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager.

Cadangan status 1 Januari 2020, minyak 350,73 MMSTB (juta stok tank barel) dan gas bumi 9.071 BSCF.

"Tak dapat dipungkiri, meskipun kenaikan harga minyak global menyebabkan impact positif untuk Pertamina di bisnis hulu, di sisi lain kondisi ini memberikan tekanan di bisnis penyediaan BBM," ungkap Nicke.