Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan peternakan dan makanan olahan milik konglomerat Handojo Santosa, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memperoleh laba tahun berjalan Rp1,11 triliun di semester I 2022. Raihan ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,54 triliun.

Meski demikian, dikutiop dari laporan keuangan JPFA 2 Agustus, penjualan bersih perseroan tercatat naik sebesar 10,74 persen menjadi Rp24,48 triliun dari sebelumnya R 22,10 triliun. Penjualan segmen peternakan komersial menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang sebesar Rp9,62 triliun dari sebelumnya Rp8,71 triliun.

Kemudian, penjualan segmen pakan ternak naik 6,16 persen menjadi Rp6,87 triliun dari sebelumnya Rp6,47 triliun. Lalu, segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen berkontribusi sebesar Rp3,70 triliun dari sebelumnya Rp 3,06 triliun.

Di samping itu, penjualan produk budidaya perairan naik 30,49 persen menjadi Rp2,35 triliun dari sebelumnya Rp1,80 triliun. Segmen perdagangan dan lain-lain menyumbang sebesar Rp1,08 triliun, sedangkan penjualan produk pembibitan unggas turun 13,68 persen menjadi Rp1,24 triliun dari Rp1,44 triliun.

Penurunan laba JPFA pada semester pertama tahun ini didorong oleh kenaikan beban perseroan. Beban pokok penjualan tercatat naik 18,76 persen dari Rp 16,90 triliun menjadi Rp20,08 triliun.

Selain itu, beban penjualan dan pemasaran naik 8,43 persen menjadi Rp908,43 miliar dari sebelumnya Rp837,75 miliar. Sementara, beban umum dan administrasi turun menjadi Rp1,57 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,67 triliun.

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, total nilai aset perseroan tercatat tumbuh sebesar 14,78 persen menjadi Rp32,81 triliun dari sebelumnya Rp28,58 triliun. Liabilitas perseroan naik 24,48 persen menjadi Rp19,27 triliun dari sebelumnya Rp15,48 triliun. Ekuitas perseroan pun tumbuh 3,31 persen menjadi Rp13,53 triliun dari Rp13,10 triliun.

Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,9 triliun hingga Rp2 triliun. Adapun, capex yang dikeluarkan sebagian besar digunakan untuk menunjang infrastruktur operasional poultry maupun aquaculture, dan juga bisnis perseroan yang lain di barang-barang produksi.