Peringatan 100 Tahun Industri Tekstil Nasional, dari Kolonial Hingga Era Milenial
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Menyambut peringatan 100 tahun industri tekstil nasional pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan Forum Tematik bertema Perjalanan 100 Tahun Industri Tekstil di Indonesia.

Sekjen Kemenperin Dody Widodo mengatakan Industri tekstil di dalam negeri telah menempuh perjalanan panjang hingga saat ini, dari masa kolonial hingga ke era masa kini.

“Pemerintah terus mengambil kebijakan dan program kerja untuk terus meningkatkan daya saing dan produktivitasnya, sehingga industri tekstil nasional semakin berkembang mengikuti tren pasar global,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Minggu, 31 Juli.

Menurut Dody, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) memiliki kontribusi besar dalam perekonomian karena berorientasi ekspor. Untuk itu TPT jadi salah satu dari tujuh industri prioritas pengembangan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

“Pada 2021 industri tekstil dan produk tekstil tumbuh 12,45 persen year on year (yoy) dan menunjukkan kinerja ekspor yang baik dengan peningkatan signifikan,” tuturnya.

Guna meningkatkan daya saing industri TPT, Kemenperin telah menetapkan program-program yang meliputi substitusi impor 35 persen, pemberian insentif kemudahan bahan baku, penurunan harga gas dan bahan baku tekstil, serta pengendalian impor.

“Kami juga merumuskan kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) serta peningkatan kompetensi SDM industri yang juga mendukung pengembangan industri TPT,” tegasnya.

Sebagai informasi, industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textile Inrichting Bandoeng (TIB) pada 1922. Sehingga telah mencapai satu abad atau 100 tahun di periode 2022 ini.

TIBi merupakan cikal bakal institusi pelayanan jasa industri di lingkungan Kemenperin, yaitu Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT) yang berlokasi di Bandung dan sekarang bernama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung.

“Kinerja industri tekstil nasional dapat dilihat dari posisinya di kancah global. Kita semua berharap melalui program-program yang telah disusun pemerintah dapat membawa kebaikan dan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Dody.