Bagikan:

JAKARTA - Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID Food akan menggenjot produksi gula hingga 400.000 ton di tahun 2025.

Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi guna memenuhi kebutuhan nasional.

Direktur Utama Holding pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan mengatakan, kebutuhan konsumsi gula konsumsi nasional capai 3,2 juta ton, di mana angka produksi lokal saat ini 2,3 juta ton sehingga masih terus digenjot produksi lokal sekitar 850.000 ton untuk memperkuat kebutuhan gula nasional.

Frans mengatakan, hal juga sejalan dengan apa yang diamanahkan Menteri BUMN Erick Thohir bahwa BUMN dapat menjadi bagian dari terwujudnya swasembada gula konsumsi. Mengingat hal ini merupakan bagian dari ketahanan pangan.

"Dari 2,3 juta ton gula produksi nasional yang dihasilkan BUMN sekitar 1,04 juta ton yaitu kontribusi ID Food dan PTPN Holding, ID Food sendiri memproduksi sekitar 250.000 ton, per tahun. Artinya kontribusi kepada produksi nasional sekitar 11 persen yang dihasilkan dari tiga Anak perusahaan yaitu PT PG Rajawali I, PG Candi Baru, dan PT PG Rajawali II dengan enam Pabrik Gula yang saat ini aktif beroperasi,” katanya dikutip Sabtu, 30 Juli.

Adapun guna menggenjot kontribusi terhadap produksi gula nasional, Frans mengatakan, ID Food akan membuka peluang sinergi dengan private sector sehingga diharapkan ditargetkan tahun 2025 ID Food bisa menyumbang produksi hingga 400.000 ton.

“Sebagian lagi nanti dilakukan sinergi dengan PTPN Holding agar defisit produksi gula konsumsi sebanyak 850.000 ton tadi dapat tercukupi,” jelasnya.

Frans juga mengungkapkan strategi yang dilakukan untuk mencapai produksi tersebut adalah dengan menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah (PR) terkait penyediaan lahan atau perbaikan hulu pangan untuk bahan baku tebu, agar ketersediaan bahan baku tercukupi.

“Untuk memproduksi 250.000 ton gula dipenuhi dari 43.000 ha ladang tebu yang sebagian besar bermitra dengan petani dan sekitar 13.000 ha adalah dari lahan milik RNI/ID Food, sehingga kedepannya lahan tebu sinergi dengan petani tebu akan ditingkatkan hingga 60.000 ha dengan catatan melakukan perbaikan di-on farm sampai off farm,” tuturnya.

Dari perbaikan tersebut, lanjut Frans, tentu diharapkan rendemen yang dihasilkan dapat meningkat menjadi 8,6 dari saat ini 7,3.

Untuk mencapai semua langkah dalam mendukung perkuat gula, saat ini BUMN membentuk ekosistem di antara pelaku usaha pertanian yang disebut Program Makmur sinergi BUMN.

Sehingga dapat berkolaborasi dalam mewujudkan swasembada pangan khususnya gula.

Frans mengatakan, faktor pendukung lainnya untuk mendukung swasembada gula di antaranya menyediakan fasilitas sistem resi gudang yang dapat digunakan oleh petani, peternak, dan nelayan saat mereka panen raya.

“Jadi sistem resi gudang ini untuk membantu petani kita seandainya ada gagal lelang atau harga jatuh kebawah,” tuturnya.