Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) direncanakan bakal memberikan keterangan resmi terkait capaian APBN semester I 2022 pada Rabu, 27 Juli. Hal itu terungkap dari keterangan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara kemarin saat memberikan pembekalan kuliah kepada mahasiswa STAN.

Meski paparan APBN paruh pertama tahun ini baru akan disampaikan Menkeu esok hari, namun dari dokumen yang didapat VOI atas laporan APBN semester I pemerintah ke DPR, diketahui bahwa kinerja keuangan negara melanjutkan tren positif.

Hal itu tercermin dari catatan surplus Rp73,6 triliun di akhir Juni lalu. Bukuan ini sekaligus melanjutkan surplus sejak Januari 2022 yang kala itu sebesar Rp28,9 triliun.

Lebih lanjut, hasil yang dicapai tersebut sangat kontras dengan kondisi semester I 2021 yang mengalami defisit Rp283,1 triliun. Perlu diingat bahwa ketika itu Indonesia sedang dilanda tekanan hebat akibat varian delta COVID-19 yang membuat negara mengeluarkan belanja besar untuk upaya penanggulangan.

Selanjutnya diketahui bahwa hasil moncer semester pertama tidak lepas dari kinerja pendapatan negara yang melesat jadi Rp1.317,2 triliun atau setara dengan 58,1 persen Perpres 98/2022 yang menargetkan Rp2.266,2 triliun.

Asal tahu saja, Perpres 98/2022 merupakan kebijakan pemerintah yang melakukan revisi ke atas dimana sebelumnya dalam Undang-Undang APBN diperkirakan ‘hanya’ sebesar Rp1.846,1 triliun.

Malahan, dalam outlook terbaru Menkeu Sri Mulyani memperkirakan jika sektor pendapatan ini bisa menembus hingga Rp2.436,9 triliun. Nada optimisme itu ditopang oleh penerimaan negara dari komoditas yang tinggi serta pungutan pajak dunia usaha yang mulai pulih.

Kemudian untuk belanja APBN, hingga semester I 2022 telah terserap sebesar Rp1.243,6 triliun. Jumlah itu merepresentasikan 40 persen dari pagu Perpres 98/2022 sekaligus lebih tinggi dibandingkan periode belanja semester I 2021 yang sebesar Rp1.170,2 triliun.

Secara umum, torehan apik keuangan negara di paruh pertama membuat pemerintah memperkecil potensi pembiayaan anggaran dengan realisasi Rp153,5 triliun. Nilai tersebut hanya 18,3 persen dari estimasi keseluruhan tahun yang sebesar Rp840,2 triliun.

Sehingga, perkiraan defisit APBN 2022 di penutupan periode diharapkan bisa lebih rendah dari target 4,5 persen produk domestik bruto (PDB).