Bagikan:

JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) disebutkan baru-baru ini meresmikan Desa Devisa Klaster Udang di Situbondo, Jawa Timur sebagai bagian dari penguatan ekonomi daerah dan juga mendukung sumber penerimaan negara.

Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso mengatakan sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan pihaknya berkomitmen membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor melalui berbagai program.

“LPEI bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lain dalam mengembangkan potensi suatu wilayah. Program Desa Devisa ini merupakan keberpihakan kepada para pelaku usaha untuk bisa meningkatkan kapasitas, baik dari sisi produksi maupun pengetahuan,” ujarnya dalam keterangan pers pada Senin, 18 Juli.

Menurut Riyani, Program Desa Devisa diharapkan mampu membuat produk berdaya saing tinggi dengan harga jual bagus sehingga bisa mengerek tingkat kesejahteraan masyarakat.

“Desa Devisa Klaster Udang di Situbondo merupakan binaan antara LPEI dengan salah satu debitur, yaitu Panca Mitra Multiperdana (PMMP). Nantinya, hasil panen udang akan dijual kepada PMMP dengan standar kualitas yang baik,” jelas dia.

Sebagai informasi, produk udang RI mempunyai potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pasar global. Ekspor udang dan olahannya selama Januari-Mei 2022 dilaporkan sebesar 1,2 miliar dolar AS. Angka ini tumbuh 17 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan 1 miliar dolar AS.

Adapun, untuk nilai ekspor perikanan Indonesia seluruhnya untuk Januari-Mei 2022 tercatat 2,26 miliar dolar AS atau lebih tinggi secara secara tahunan dari periode yang sama 2021 sebesar 1,96 miliar dolar AS.

“Kami berharap kedepannya akan banyak lagi Desa Devisa dengan mengangkat skema bisnis seperti ini,” tutup Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso.