Alfamart Milik Konglomerat Djoko Susanto Tetap Yakin Bisa Tambah 1.000 Gerai Lagi Tahun Ini, Belanja Modal Disiapkan Hingga Rp3,5 Triliun
Gerai Alfamart. (Foto: Dok. Sumber Alfaria Trijaya)

Bagikan:

JAKARTA - Pengelola jaringan ritel Alfamart milik konglomerat Djoko Susanto, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) optimistis target penambahan gerai baru sampai 1.000 unit pada 2022 bisa dicapai. Hal itu dicanangkan perseroan di tengah adanya risiko kenaikan inflasi dan penurunan daya beli.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan AMRT Tomin Widian menjelaskan, hingga kuartal I 2022, penambahan gerai sudah mencapai sekitar 300 unit. Adapun realisasi belanja modal di tiga bulan pertama tahun ini, mencapai Rp800 miliar dari alokasi Rp3,4 triliun sampai Rp3,5 triliun.

"Ekspansi berjalan sesuai harapan. Festive season pada April dan Mei memang pertumbuhan toko tidak segencar bulan-bulan sebelumnya, tetapi setelah itu kembali ke kecepatan semula. Sampai akhir Maret sudah ada pembukaan 300 gerai baru," kata Tomin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin 11 Juli.

Adapun gerai Sumber Alfaria Trijaya dan entitas anak sepanjang 2021 tumbuh sekitar 7,27 persen atau bertambah 1.275 gerai dibandingkan dengan 2020. Tambahan gerai baru ini membuat total gerai menjadi 18.810 unit yang terdiri atas 16.492 gerai milik AMRT dan 2.318 gerai milik entitas anak.

Fitch Ratings dalam risetnya memperkirakan kinerja AMRT bakal makin membaik pada 2022, seiring dengan bertambahnya gerai dan berkurangnya kompetisi di segmen ritel ukuran lebih besar. Akumulasi jumlah gerai AMRT dan PT Indomarco Prismatama selaku pengelola jaringan ritel Indomaret diperkirakan mencapai 40.000 unit pada 2022.

Keduanya merupakan pengelola jaringan ritel terbesar di Indonesia. Rata-rata penjualan harian per toko (SSSG) kuartal I 2022 AMRT melampaui level prapandemi pada periode yang sama di 2019 dan 2020, seiring dengan berkurangnya kompetisi karena penutupan hypermarket dan supermarket Giant dan pemulihan belanja masyarakat.

Normalisasi operasional ritel dan pusat belanja bakal menguntungkan perusahaan pengelola minimarket, tetapi keuntungan serupa tidak serta-merta dinikmati pengelola supermarket dan hypermarket meskipun inflasi meningkat.

Rata-rata penjualan harian per toko Alfamart naik menjadi Rp13,3 juta di kuartal I 2022 dengan lebih dari 19.000 toko konsolidasi yang dioperasikan. Pada kuartal I 2020 dan kuartal I 2021, rata-rata penjualan harian per toko Alfamart hanya Rp13 juta dan Rp12 juta.

Sebaliknya, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup operasi hypermarket Giant pada 2021 karena penjualan yang rendah. Penutupan Giant mendorong pengecer format kecil seperti Alfamart dan pesaing minimarket terbesarnya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), untuk mempercepat pembukaan toko bahkan selama pandemi.

"Kami memperkirakan jumlah gerai melampaui 40.000 unit bagi Alfamart dan Indomaret pada akhir 2022, dari sekitar 38.000 pada tahun 2021 didukung oleh penambahan lebih dari 1.000 toko oleh masing-masing perusahaan pada 2022," jelas Fitch Ratings.