Bagikan:

JAKARTA - Manajer Umum PT. (Persero) PLN Unit Induk Wilayah Maluku-Maluku Utara, Adams Yogasara, menyebut wilayah kepulauan seperti Provinsi Maluku tak bisa memanfaatkan tenaga surya untuk menyalurkan listrik. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.

Dia mengatakan, wilayah kepulauan seperti di Provinsi Maluku lebih membutuhkan pelayanan listrik melalui kapal pembangkit listrik yang bisa bergerak secara mobile untuk menjangkau berbagai daerah terpencil.

"Kalau semua pulau di Maluku tentunya tidak bisa menggunakan energi baru terbarukan seperti tenaga surya karena curah hujan yang tinggi, tetapi alternatif lainnya adalah layanan PLN dengan menggunakan jasa kapal pembangkit listrik," katanya, seperti dilansir Antara, Sabtu, 9 Juli.

Beberapa tahun sebelumnya, pelayanan listrik di Pulau Ambon menggunakan kapal listrik asal Turki. Namun kini digantikan dengan kapal pembangkit lstrik Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 produksi PT. PAL sejak awal April 2022.

Pada Mei 2022, terjadi pemadaman listrik beberapa kali di wilayah tersebut, termasuk di Bulan Juni dan awal Juli.

Hal ini akibat masalah teknis hingga gangguan alam akibat cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di Pulau Ambon.

Dia juga mengakui adanya beberapa kali pemadaman listrik akibat cuaca buruk dan hujan serta angin sehingga ada empat tiang yang tergerus akibat longsor.

"Soal kapal listrik yang belum beroperasi, sekarang sementara diperbaiki dan dalam waktu dekat bisa difungsikan lagi sesuai rencana, dan mudah-mudahan ada suport dari semua stakeholder," ucap Adams.

Kapal pembangkit listrik secara sistem didesain seperti ini dan digunakan untuk mobile sehingga secara keseluruhan kepulauan di Maluku membutuhkan kapal listrik seperti ini.

Dia menambahkan untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara yang kawasannya belum tersentuh pelayanan listrik, saat ini semuanya masih dalam proses jadi mudah-mudahan tahun ini bisa diselesaikan semuanya.