Bagikan:

JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mulai melepas beberapa aset jalan tol. Salah satunya melalui divestasi saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), yang merupakan anak usaha Jasa Marga pengelola Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).

Langkah tersebut merupakan upaya perseroan mengoptimalkan portofolio bisnis perusahaan. Menurut Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana, Jasa Marga kembali melanjutkan program asset recycling sebagai bagian dari strategi korporasi untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan kesinambungan bisnis perusahaan.

Lisye menambahkan, divestasi sebesar 40 persen dari total 80 persen saham Jasa Marga kepada PT Margautama Nusantara (MUN) saat ini memasuki tahap penandatanganan Conditional Sale and Purchase Agreement of Shares (CSPA) yang dilakukan pada Kamis 30 Juni. 

“Penyelesaian transaksi masih akan bergantung kepada pemenuhan beberapa persyaratan pendahuluan sebagaimana yang diatur dalam CSPA. Kami berharap, seluruh proses transaksi ini dapat terlaksana dengan lancar sesuai target, tentunya dengan selalu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada setiap tahapannya, hingga penandatanganan SPA sebagaimana yang direncanakan,” ungkap Lisye dalam keterangan, dikutip Selasa 5 Juli.

Sebagai informasi, MUN adalah anak perusahaan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).  Perusahaan ini dimiliki Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC).

Adapun MPTC merupakan bagian dari Metro Pacific Investment Corp (MPIC) yang terafiliasi First Pacific Company Limited, sebuah perusahaan berbasis di Hong Kong yang 44,3 sahamnya dimiliki oleh konglomerat Anthony Salim.

Penandatanganan CSPA ini merupakan langkah awal dan wujud komitmen kerja sama strategis antara Jasa Marga dan MUN dalam pengusahaan Jalan Layang MBZ, melalui PT JJC sebagai Badan Usaha Jalan Tol yang mengelola.

Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT JJC memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa sebagai jalur penghubung utama wilayah Jabotabek ke arah timur. Beroperasinya jalan tol ini memberikan dampak positif terhadap kelancaran jalur Jakarta-Cikampek.

Dengan bertambahnya kapasitas jalan tol tersebut sehingga terjadi penurunan V/C Ratio yang berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan rata-rata dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Karawang Barat.