Pemerintah ‘Bakar Duit’ Rp500 Triliun, Masyarakat Diajak Sadar Pentingnya Ekonomi Hijau
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan energi ramah lingkungan demi mendukung perkembangan ekonomi hijau di Tanah Air.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa langkah strategis itu terus diupayakan pemerintah mengingat beban subsidi maupun kompensasi energi masih terus meningkat. Menurut dia, alokasi dana itu melonjak sangat signifikan pada tahun ini seiring dengan semakin memuncaknya harga komoditas penting dunia.

“Anggaran subsidi energi saat ini menghabiskan Rp200 triliun untuk satu tahun saja gara-gara energi sekarang naik luar biasa. Rp500 triliun itu uang beneran yang mungkin kita bakar untuk listrik, untuk LPG 3 kilogram, untuk pertalite, solar, minyak tanah, dan pertamax yang walaupun kemarin itu naik belum merefleksikan harga keekonomiannya,” ujar Menkeu.

Secara terperinci, bendahara negara menjelaskan bahwa anggaran subsidi mencapai sekitar Rp150 triliun dengan anggaran kompensasi sebesar Rp370 triliun.

“Bayangkan kalau anggaran subsidi itu digunakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, pasti sudah mengambil porsi yang luar biasa besar,” tuturnya.

Oleh karena itu, Menkeu menyampaikan jika kebijakan fiskal dipastikan akan mengarah pada diversifikasi penggunaan energi yang bersifat ramah lingkungan.

“Makanya muncul energi yang bersifat baru dan terbarukan yang menjadi penting sekarang ini. Kita terus mendukung berbagai proses industrialisasi yang berbasis baterai. Nah, baterai ini kemudian diisi daya dengan listrik, sementara listriknya dari energi baru dan terbarukan tadi,” katanya.

Redaksi mencatat, APBN telah menyediakan anggaran perubahan iklim (climate budget tagging) yang cukup besar dan menjadi salah satu program nasional.

Pada 2021 negara mengalokasikan anggaran Rp104 triliun. Angka tersebut cenderung konsisten dari periode-periode sebelumnya, dengan rincian APBNP 2016 sebesar Rp72,4 triliun, APBN 2017 sebesar Rp95,6 triliun, APBN 2018 sebesar Rp109,7 triliun, dan APBN 2020 sebesar Rp77 triliun.

“Biar bagaimanapun kita tetap membutuhkan energi yang banyak agar tetap tumbuh, namun kita juga akan terus menurunkan emisi CO2-nya,” tutup Menkeu Sri Mulyani.