JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam lawatannya ke Jepang mengajak perusahaan asal Perfektur Aichi untuk meningkatkan investasi, membangun pabrik baru dan pusat R&D di Indonesia.
"Pertemuan kami dengan Gubernur Omura bertujuan untuk mengundang perusahaan-perusahaan industri yang berbasis di Aichi untuk berinvestasi dalam bentuk pembangunan pabrik baru maupun pusat R&D di Indonesia. Kami juga menawarkan insentif khusus bagi investasi-investasi tersebut," kata Menperin di Nagoya usai bertemu Gubernur Prefektur Aichi Hideaki Omura, melalui keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Selasa 28 Juni.
Aichi merupakan prefektur yang menjadi pusat manufaktur Jepang. Pada 2021 nilai investasi asal Jepang di Indonesia mencapai 1,7 miliar dolar dengan jumlah proyek investasi naik 34 persen dari 3.646 proyek pada 2017 menjadi 5.579 proyek pada 2021.
Investasi terbesar Jepang di Indonesia antara lain di industri kendaraan bermotor, industri logam, elektronik, serta industri instrument medical precision dan optik.
Menperin menjelaskan sejak 1977 hingga sekarang Aichi mempertahankan posisi sebagai prefektur pengekspor produk manufaktur terbesar di Jepang, terutama otomotif dan antariksa. Perfektur itu juga merupakan pusat konsentrasi industri otomotif dan pendukung otomotif terbesar di dunia.
Sebanyak 255 perusahaan industri dari Aichi berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor otomotif, menguasai sekitar 40 persen dari total perusahaan Jepang yang berinvestasi di Tanah Air.
"Dengan skala industri yang besar, di Aichi juga terdapat banyak pusat R&D untuk industri manufaktur, baik yang dikelola oleh organisasi publik maupun perusahaan-perusahaan swasta. Kami mendorong agar pusat-pusat R&D dapat memperluas operasinya di Indonesia sehingga dapat terjadi transfer teknologi yang juga akan mendukung pengembangan perusahaan industri asal Jepang di Indonesia," jelas Menperin.
Menperin menjelaskan kepada Gubernur Omura keunggulan investasi di Indonesia, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan memiliki kapabilitas untuk mengerjakan proyek-proyek R&D, serta ketersediaan bahan baku untuk mendukung rantai suplai investasi baru.
Menperin juga menyampaikan keinginannya memperluas pasar perusahaan industri Indonesia, sehingga dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri Aichi.
BACA JUGA:
Menurut dia, perusahaan manufaktur Aichi dapat memanfaatkan peluang investasi di sektor industri superchip, keramik dan bahan bangunan, teknologi berbasis industri 4.0, serta produksi permesinan.
Menperin juga menyampaikan bahwa terdapat banyak kawasan industri di Indonesia yang siap menampung investasi dari perusahaan-perusahaan tersebut.
"Kami juga telah memiliki usulan kawasan-kawasan industri yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik perusahaan manufaktur asal Jepang," ujarnya.
Karenanya, perlu dilakukan penjajakan kerja sama antara Prefektur Aichi dengan Provinsi Jawa Barat.
"Jawa Barat juga merupakan pusat industri otomotif di Indonesia dan potensi kawasan industrinya masih sangat prospektif," imbuh Menperin.
Gubernur Prefektur Aichi Hideaki Omura mengatakan Indonesia merupakan mitra yang strategis dan penting bagi Jepang, khususnya bagi Prefektur Aichi.
Untuk itu, ia meminta dukungan pemerintah Indonesia, khususnya Kemenperin, terkait kemudahan berusaha bagi perusahaan Jepang.