Bagikan:

JAKARTA - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menjalin sinergi BUMN dan Kementerian Perhubungan guna mendorong percepatan mobilisasi hasil pangan. Langkah ini dilakukan dengan mengoptimalisasi fungsi pelabuhan upaya mempercepat arus pergerakan barang terutama bahan pangan.

"NTB salah satu produsen pangan terbesar salah satunya Jagung dan panen jagung terus berlimpah, akan tetapi tidak dapat terdistribusi dengan cepat lantaran keterbatasan logistik pangan," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat meninjau wilayah panen jagung yang surplus di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikutip dari keterangan resminya dikutip Antara, Minggu 26 Juni.

Sebagai upaya mengorkestrasi tata kelola pangan yang baik, Ia terus mendorong sinergi berbagai stakeholder terkait dalam distribusi pangan antar-wilayah, sehingga merata dan terjangkau ke semua daerah. Orkestrasi stakeholders sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna bahwa diperlukan sebuah orkestrasi yang baik antara Kementerian / Lembaga, BUMN, Swasta dan daerah untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun peningkatan produksi pangan untuk potensi ekspor pangan Indonesia.

“NFA bersama Kementerian Perhubungan, Bulog, PT Berdikari member of ID FOOD, PINSAR, PT. Seger Agro Nusantara, serta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Dompu, bergotong royong percepatan logistik pangan," katanya.

Hari ini semua stakeholder pangan hadir, artinya waktunya untuk sama-sama berkolaborasi dalam membangun ekosistem pangan. Didukung oleh fasilitas pelabuhan yang baik, tentu akan melancarkan distribusi sehingga produksi petani cepat terserap dengan baik.

"Produksi jagung di sini luar biasa, sehingga kalau diserap dengan harga baik petani juga akan semangat bertanam," katanya.

Jika ekosistem pangan ini sudah berjalan, Arief meyakini bahwa produksi pangan yang ada di NTB seperti jagung yang cukup berlimpah akan menjadi sumber pangan bahkan bisa didorong untuk ekspor.

“Kalau stoknya cukup kita bisa simpan untuk sampai panen berikutnya. Sisanya kita dorong ekspor ini adalah waktunya kita bersaing keluar sesuai arahan Bapak Presiden,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulyana mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus dalam membantu mengurai penyempitan-penyempitan arus keluar (bottleneck) komoditas pangan melalui jalur laut sebagai upaya memperlancar distribusi pangan antar wilayah.

“Di NTB ini kita banyak melakukan studi untuk pembukaan jalur supaya tidak terjadi bottleneck tadi. Selama ada pasar, selama ada sumber, selama ada barangnya kita akan optimalisasi" katanya.

Untuk mempercepat aktifitas bongkar muat khususnya komoditas jagung yang menjadi andalan wilayah ini, akan diupayakan percepatan produktivitas pelabuhan Badas Sumbawa dengan menambah jumlah crane operasional dan alat grain pump.

"Begitu pula di Pelabuhan Bima dibutuhkan perluasan fasilitas pelabuhan dan penambahan frekuensi kapal," katanya.