Bagikan:

JAKARTA - Rencana produsen Sari Roti PT Nippo Indosari Corpindo Tbk (ROTI) masuk bisnis susu kemasan dan olesan cokelat, mendapat penilaian baik dari penilai independen. Bahkan, dua usaha baru tersebut bisa memberi nilai tambah bagi perkembangan bisnis Nippon Indosari.

Hal tersebut tertuang dalam laporan penilaian KJPP Rengganis, Hamid & Rekan (KJPP RHR) dalam keterbukaan informasi Nippo Indosari kepada Bursa Efek Indonesia, Senin 20 Juni.

"Dari sisi kelayakan pola bisnis, menunjukkan bahwa penambahan usaha produk olesan coklat dan susu kemasan dapat menciptakan nilai bagi Nippon Indosari," tulis laporan itu.

Selain itu, manajemen Nippon Indosari memiliki pengalaman dalam mengelola pabrikasi, penjualan, dan distribusi roti, sehingga dinilai memiliki pengalaman dan kemampuan yang baik untuk menjalankan usaha produk olesan coklat dan susu kemasan ke depannya.

KJPP RHR menjelaskan, berdasarkan analisis kewajaran atas studi kelayakan yang dilakukan meliputi analisis terhadap kelayakan pasar, kelayakan teknis, kelayakan pola bisnis, kelayakan model manajemen, dan kelayakan keuangan, maka kami berpendapat bahwa rencana pengembangan bisnis dalam studi kelayakan ini layak untuk dilaksanakan.

Seperti diketahui, Nippon Indosari bergerak di bidang usaha perdagangan pangan, dalam hal ini adalah Roti, berencana untuk meningkatkan kinerjanya dengan menambahkan kegiatan usaha berupa perdagangan olesan coklat dan susu kemasan. Kegiatan usaha tersebut saat ini bukan merupakan salah satu dari bidang usaha perseroan.

Untuk produk olesan coklat, perseroan akan melakukan produksi sendiri dengan memanfaatkan investasi pabrik olesan coklat yang sedang dalam tahap pembangunan serta didukung oleh tenaga kerja yang kompeten. Sedangkan untuk produk susu kemasan, akan di produksi oleh pihak ketiga, yaitu pabrik susu yang sudah sangat berpengalaman dalam memproduksi susu kemasan.

Adapun, kontribusi bidang usaha olesan coklat dan susu kemasan pada tahun 2024 diharapkan sudah mencapai sekitar 6 persen terhadap pendapatan tahun 2021 dan sekitar 3 persen terhadap laba kotor tahun 2021.

Sedangkan untuk menjalankan usaha olesan coklat dan susu kemasan di tahun 2024 diperkirakan menggunakan sekitar 1 persen Ekuitas per 31 Desember 2021.