JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan syarat Indonesia menjadi negara maju adalah harus mengembangkan basis entrepreneur dan risetnya. Sebab, peradaban tinggi negara-negara maju di dunia adalah yang berbasis entrepreneur dan riset.
Hal tersebut disampaikan Teten dalam Kuliah Umum dan Dialog Kewirausahaan di Kampus Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu, 4 Juni.
"Karena itu, diharapkan agar riset-riset yang dihasilkan perguruan tinggi harus bisa dikomersialisasikan di level hilirisasi," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 5 Juni.
Apalagi, kata Teten, sebuah survei yang menyebutkan bahwa lebih dari 70 persen anak muda lebih memilih menjadi pebisnis ketimbang pegawai.
"Bahkan, pada 2045 mendatang, Indonesia diprediksi secara riset ilmiah bakal menjadi empat negara besar di dunia, bersama AS, China, dan India," tuturnya.
Karena itu, kata MenKopUKM, sebuah langkah tepat bila Universitas Peradaban Bumiayu menerapkan kampus berbasis enterpreneur dan riset.
"Sehingga, mampu melahirkan wirausaha-wirausaha muda mapan dari dunia kampus," jelasnya.
Tak hanya itut, kata Teten, ada beberapa syarat lagi yang harus dipenuhi jika Indonesia ingin menjadi negara maju. Pertama, pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dimana seluruh perguruan tinggi di Indonesia harus berstandar internasional.
"Kita jangan ketinggalan dalam hal riset di segala sektor. Dan saya berharap mahasiswa memanfaatkan ponsel pintar untuk mengakses ilmu sebanyak-banyaknya di dunia internet," ucapnya.
Kedua, pembangunan infrastruktur yang menghubungkan wilayah dan pulau dengan mudah dan cepat. Termasuk infrastruktur internet. Lalu, minimum rasio kewirausahaan harus berada di level 4 persen, sedangkan Indonesia masih di level 3,18 persen. Sementara Singapura yang sudah 8,6 persen, Malaysia dan Thailand sudah di atas 5 persen. Kemudian AS dan Prancis sudah ada di kisaran 10-12 persen.
"Kami sudah menggulirkan aneka program kewirausahaan dengan target mencetak 1 juta wirausaha baru, muda, dan mapan. Salah satunya, melalui program inkubasi di kampus-kampus," kata Menteri Teten.
Lebih lanjut, Teten mengatakan, KemenkopUKM juga mengajak seluruh kampus di Indonesia untuk menyiapkan lulusannya menjadi wirausaha, bukan pegawai. Caranya, dengan mengubah pola pikir mahasiswa, dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja.
"Dengan begitu, target rasio kewirausahaan 4 persen bisa tercapai," jelasnya.
Menteri Teten meminta kualitas inkubator bisnis di kampus-kampus, termasuk UPB, terus ditingkatkan. Bahkan, inkubator bisnis di kampus sudah harus terhubung dengan sumber pembiayaan. Salah satunya, melalui koperasi kampus atau mahasiswa.
Tak hanya itu, MenKopUKM juga mengajak para wirausaha muda untuk masuk ke dalam ekosistem digital. "Mulai serius menggarap bisnis dengan model bisnis yang jelas agar banyak investor yang melirik," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah pun berharap dan meyakini akan lahir lebih banyak wirausaha muda andal dari Kampus UPB.
BACA JUGA:
"Saya akan terus mendampingi pengembangan UMKM dan Balai Latihan Kerja (BLK), khususnya di wilayah Banyumas hingga Cilacap," kata Mukaromah.
Sementara itu, Rektor Universitas Peradaban Bumiayu Muhammad Kadarisman menjelaskan bahwa kampus yang didirikan oleh mantan Mendikbud Yahya Muhaimin pada 2014 itu memiliki tekad menuju Entrepreneur Based University hingga 2030.
"Akan kita padukan dengan based research," kata Kadarisman.
Saat ini, lanjut Kadarisman, pihaknya memiliki 15 binaan UMKM yang ada di Brebes, Purwokerto, dan Purbalingga. "Mereka akan kita dorong agar lebih produktif berkualitas hingga ke kancah nasional," ujarnya.
Untuk memperkuat pembinaan UMKM, UPB sudah memiliki koperasi. Selanjutnya, akan mendirikan Koperasi Mahasiswa sebagai wadah mahasiswa mengenal dan menjadi wirausaha. "MoU dengan KemenKopUKM bertujuan untuk lebih meningkatkan pelatihan dan pemberdayaan kewirausahaan di lingkungan kampus," kata Kadarisman.
Tag Terpopuler
#mahkamah konstitusi #ppp #israel #iran #palestinaPopuler
