Bagikan:

JAKARTA - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta bersama PT Food Station Tjipinang Jaya melakukan panen padi di areal persawahan Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Kamis 12 Mei.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat 13 Mei mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pangan di Jakarta, pihaknya terus melakukan kolaborasi di hulu, termasuk di Karawang.

"Di sini kami menjalin kerja sama kontrak farming dengan Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri dengan luas garapan sawah mencapai 500 hektare," ujarnya di lokasi acara.

Pamrihadi menjelaskan, ke depan, Pemprov DKI melalui PT Food Station Tjipinang Jaya akan terus lebih banyak membantu petani. Termasuk, mengenalkan teknologi budi daya pertanian tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia.

"Kami akan mengoptimalkan penggunaan pupuk extragen dan komsah. Saya berharap dari penggunaan pupuk ini produktivitas pertanian akan meningkat dari lima ton per haktare menjadi tujuh sampai delapan ton per hektare," terangnya.

Menurutnya, melalui penggunaan pupuk organik ini diharapkan kesuburan tanah akan lebih terjaga dan hasil panen bisa meningkat.

"Saat ini petani di sini masih menggunakan pupuk berbahan kimia sehingga kita lihat juga tanahnya juga sudah banyak mengering," ungkapnya.

Ia menambahkan, melalui kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, kelompok tani (poktan) akan mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen.

"Poktan bisa memberikan garansi kepada para petani bahwa hasil panen pasti sudah ada yang membeli, ada off taker. Mereka juga bisa terhindar dari tengkulak yang mengandalkan sistem ijon sehingga petani tidak sejahtera," paparnya.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail menuturkan, kolaborasi antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan petani di daerah penghasil, baik melalui kelompok tani (poktan) maupun koperasi sudah sangat baik.

"Hari ini, kami dari Komisi B DPRD melihat langsung proses panjang upaya menjaga ketahanan pangan di Jakarta. Saya menilai sudah sangat tepat upaya yang dilakukan Food Station dengan melakukan penguatan kerja sama di hulu, langsung ke petani di daerah penghasil," tuturnya.

Ismail menilai ada tiga poin utama yang menjadi fokus perhatian. Pertama, adalah persiapan sebelum masa tanam. Kedua, proses penanaman untuk mengahasilkan yang terbaik. Kemudian, pascapanen.

"Ketiga hal ini sudah dipraktikan sehingga Food Station mampu menjaga ketahanan pangan di DKI," jelasnya.

Salah satu permasalahan petani, lanjutnya, adalah ketika pascapanen dimana harga jual sangat rendah atau dipermainkan. Sehingga, mereka terpaksa menjual dengan harga apa adanya.

"Melalui kerja sama dengan Food Station bisa mengatasi persoalan ini karena ada jaminan pembelian dengan harga yang sesuai, tidak merugikan petani. Sehingga, mereka bisa semakin sejahtera," cetusnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri, Lutfi Lukmana mengaku sangat senang dengan adanya jalinan kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya.

"Kami merasa lebih tenang dan bisa menikmati hasil bertani dengan lebih baik. Kami berharap ke depan Food Station bisa membantu untuk penerapan teknologi modern dalam pertanian. Kita siap mengaplikasikan," tandasnya.

Untuk diketahui, turut mengikuti panen ini Komisaris Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Mayjen TNI (Purn) Abdul Rahman Kadir; Komisaris anggota, Nurfitria Farhana, dan Komisaris anggota, Ahmad Ridwan Dalimunte. Kemudian, Direktur Operasional dan Bisnis, Andre Maulana, dan Direktur Keuangan, Budi Santoso.