Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tengah bersiap menerbitkan surat utang korporasi berwawasan lingkungan (green bond/obligasi hijau) sebesar Rp5 triliun. Dana yang terhimpun akan digunakan untuk pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL).

“Sebagai pioneer green banking, BNI menjadi bank nasional pertama yang menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah,” ujar Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati dalam keterangan resmi pada Rabu, 11 Mei.

Menurut Adi, surat utang ini ditawarkan dalam tiga seri, yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun.

Sektor-sektor penyaluran dana green bond akan menyasar ke energi terbarukan, pengolahan sampah menjadi energi, penggunaan sumber daya alam berkelanjutan, konservasi lingkungan, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air bersih, perubahan iklim, dan gedung serta pertanian berkelanjutan.

"Green banking memiliki manfaatnya yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi serta berperan mengajak masyarakat dan nasabah untuk bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut, Susi menyampaikan jika strategi yang ditempuh perseroan sejalan dengan peta jalan Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan kapasitas sektor jasa keuangan untuk beroperasi secara ramah lingkungan.

Dia menjelaskan bahwa keuangan berkelanjutan yang dikembangkan mengintegrasikan tujuh komponen utama dalam satu ekosistem, yang terdiri dari kebijakan, produk, infrastruktur pasar, koordinasi antar kementerian/lembaga, dukungan.

"Sebagai tanggapan terhadap permohonan pemerintah dan OJK, BNI sebagai perantara bagi pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia, berkomitmen untuk mendukung pembiayaan berwawasan lingkungan,” tutup Susi.