Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan menara dari Grup Djarum PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) melaporkan kinerja sepanjang 2021. Pendapatan perusahaan milik konglomerat Hartono Bersaudara tersebut tercatat meningkat, namun mencetak rugi bersih pada 2021.

Dalam laporan keuangan SUPR, yang dikutip Selasa 19 April, perseroan tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp2,07 triliun pada 2021. Pendapatan ini naik 8 persen dari Rp1,92 triliun dibandingkan tahun 2020.

Meningkatnya pendapatan perseroan ini didorong oleh naiknya pendapatan sewa dari Rp1,8 triliun, menjadi Rp1,91 triliun atau meningkat 6,39 persen. Kemudian, pendapatan jasa dan lainnya juga naik menjadi Rp157 miliar, dari Rp118,7 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Berdasarkan pelanggannya, SUPR mencatatkan pendapatan terbanyak dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL), yakni sebesar Rp680,9 miliar pada 2021 atau mencapai 32,8 persen dari persentase jumlah pendapatan. Pendapatan dari XL ini meningkat 7,34 persen secara tahunan dari Rp634,4 miliar.

Kemudian, pelanggan selanjutnya yakni PT Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp410,1 miliar, PT Telekomunikasi Selular sebesar Rp352,8 miliar, dan PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp307,9 miliar. SUPR tercatat membukukan laba bruto sebesar Rp1,47 triliun, naik 24,4 persen dibandingkan Rp1,18 triliun secara yoy. Begitu pula laba usaha perseroan uang meningkat 32,85 persen dari Rp959,9 miliar, menjadi Rp1,27 triliun.

Meski pos pendapatan meningkat, Solusi Tunas Pratama mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp68,9 miliar di 2021, dari laba bersih Rp189,6 miliar di 2020. Rugi bersih ini diakibatkan oleh kerugian neto dari lindung nilai arus kas sebesar Rp478,5 miliar di 2021, yang tidak terjadi pada 2020.

Adapun sepanjang 2021, SUPR mencatatkan total aset senilai Rp11,63 triliun, naik dari akhir 2020 sebesar Rp11,15 triliun. Jumlah liabilitas perseroan tercatat berkurang menjadi Rp8,4 triliun di akhir Desember 2021, dari Rp9,34 triliun di akhir Desember 2020.

Sementara itu, jumlah ekuitas Solusi Tunas Pratama meningkat menjadi Rp3,2 triliun di akhir 2021, dari Rp1,8 triliun di akhir 2020.