JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Indonesia masih memiliki peluang investasi yang sangat besar pada kegiatan hulu migas. Pasalnya terdapat 128 basin yang sangat potensial untuk dieksplorasi.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan dari 128 basin, 20 di antaranya sudah beroperasi, 19 sudah di-drill dan ditemukan hydrocarbon dan 68 basin masih belum di-drill.
"Jadi parameter investasinya terutama attractive plant nya masih oke, Inilah tantangan industri migas ke depan," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis 14 April.
Menurutnya dengan banyaknya basin yang belum digarap memerlukan effort yang sangat besar untuk meng-convert resources jadi reserve.
"Ini sangat menantang sekali migas Indonesia dari barat ke timur dari offshore maupun onshore. Ada basin yang sudah di-drill dan ditemukan hidrocarbon tapi belum dikomersialkan, ada undeveloped discovery yang harus kita kerja samakan bersama investor dan pemerintah," lanjutnya.
Ia memprediksi industri migas akan terus tumbuh hingga tahun 2030 -2050 sehingga diharapkan kegiatan produksi dan supply juga akan mengalami kenaikan meski diperkirakan gas akan mengalami produksi yang lebih tinggi sebagai alternatif energi transisi.
Sementara itu, Ali Nasir dari Indonesian Petroleum Association (IPA) menilai tingginya harga minyak dunia saat ini membawa dampak positif bagi Indonesia karena akan menarik investasi di industri hulu migas.
BACA JUGA:
"Namun ada tidak bagusnya juga karena akan menimbulkan gap yang besar antara produksi dan konsumsi. Tercatat kita harus impor 700 ribu barel per hari untuk menutup kebutuhan energi Tanah Air yang tentunya akan menguras cadangan devisa kita," ujar Ali Nasir.
Menurutnya, tantangan industri migas ke depan akan semakin besar karena kurang atraktifnya pemerintah, mulai beralihnya investasi oil and gas company ke industri terbarukan atau renewable energy dan semakin ketatnya perbankan dalam memberikan pinjaman untuk kegiatan industri hulu migas.
Lebih lanjut ia memaparkan, ada 3 kriteria dalam investasi dalam industri hulu migas di antaranya prospectivity, fiscal term dan legal stability.
"Prospectivity atau geologi adalah given dari Tuhan, kita tidak bisa berbuat banyak, tapi kita bisa memaksimalkan fiscal term dan legal stability karena merupakan buatan manusia yaitu DPR dan pemerintah," pungkasnya.