Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan sebanyak 790 sumur pengembangan dan 42 sumur eksplorasi dapat dibor pada tahun 2022.

Untuk itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan dibutuhkan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah maupun investor guna memastikan pengeboran sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan produksi migas dapat terealisasi sesuai dengan target yang dijadwalkan.

"Agar tetap on track menuju target 1 juta BOPD (barel minyak per hari) di tahun 2030, posisi produksi minyak kita saat ini harus berada di angka 670 ribu BOPD dan diharapkan tahun depan kembali naik. Sehingga apapun yang dibahas pada acara Drilling Summit harus mengacu kepada angka produksi, cari dan selesaikan permasalahan yang terjadi," ujar Dwi dalam Kegiatan Drilling Summit 2022 , dikutip Kamis 24 Maret.

SKK Migas mencatat per 21 Maret 2022, realisasi jumlah sumur pengembangan yang telah dibor sebanyak 138 sumur atau sebesar 17 persen dari target.

"Saya ingin menarik perhatian Bapak dan Ibu sekalian, membedah permasalahan apa yang terjadi saat ini, karena pada tahun 2013-2014 hulu migas mampu merealisasikan lebih dari 1.000 sumur," lanjut Dwi.

Kepala SKK MIgas juga berharap pelaku industri pengeboran di hulu migas bisa menyikapi harga migas yang tinggi saat ini dengan langkah yang masif dan agresif sehingga bisa mencapai target pengeboran.

Dwi juga menyampaikan salah satu upaya yang berhasil dilakukan oleh SKK Migas untuk mengawal target pengeboran tahun 2022 adalah mendorong realisasi komitmen Final Investment Decision (FID) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), dimana sebanyak 41 persen permasalahan keterlambatan pengeboran tahun lalu disebabkan oleh masalah ini.

"Masuk 2022 ini, saya tidak lagi mendengar adanya keterlambatan pengeboran yang disebabkan oleh FID KKKS, kami sangat mengapresiasi hal tersebut," tegas Dwi.