Bicara di Depan Para CEO Migas, SKK Migas: Harus Informatif dan Tidak Kaku untuk Capai Target Produksi Migas 2030
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyampaikan upaya mencapai target produksi minyak dan gas pada 2022, penuh tantangan. Namun tetap harus memanfaatkan momentum kenaikan harga minyak untuk meningkatkan aktivitas yang akan berdampak pada produksi.

"Terlebih pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk membuat iklim investasi industri hulu migas yang lebih atraktif, dengan berbagai kemudahan perijinan dan insentif," ujarnya dalam CEO Forum ketiga di tahun 2022 dengan tema "Boosting Investment Towards Achieving Long Term Planning", Kamis 17 Maret.

Lebih lanjut, Kepala SKK Migas mengatakan bahwa indusri hulu migas harus dapat mengambil momentum harga migas, dengan segera mengambil langkah-langkah untuk mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan program kerja tahun 2022 pada khususnya dan investasi di hulu migas pada umumnya.

Dwi menegaskan bahwa migas akan terus berperan dan dibutuhkan dalam pembangunan, terlebih dengan tingginya harga minyak dunia memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara.

Adapun pada tahun 2021 penerimaan negara dari hulu migas mencapai 13,67 miliar dolar AS atau setara Rp206 triliun dan mencapai 188,8 persen dari target APBN 2021 yang sebesar 7,28 miliar dolar AS.

“Namun demikian, perlu juga diketahui bahwa kondisi capaian produksi dan lifting tahun 2021, masih dibawah dari target yg ditetapkan dalam APBN 2021 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu adanya program recovery plan. Karena itu, tahun 2022 akan menjadi kunci agar target LTP tetap on the right track,” imbuh Dwi.

Menurutnya, jika bisa mencapai target tahun ini yang sudah ditetapkan, maka akan menjadi pondasi yang kuat bagi upaya untuk menutup GAP yang ada, sehingga target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD akan tetap bisa direalisasikan.

"Karena itu CEO Forum ini menjadi sangat penting. Kita berharap untuk sama-sama terbuka, lebih informatif dan tidak kaku, untuk betul-betul mengangkat permasalahan, apa yang bisa dilakukan oleh SKK Migas dan dukungan Pemerintah,” pungkas Dwi.

Sementara Menteri Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa tantangan industri hulu migas akan semakin meningkat. Terlebih Pemerintah telah menyampaikan komitmen dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk tahun 2060 bisa mewujudkan nett zero emission dengan sepenuhnya menggunakan energi baru dan tebarukan (EBT) sebagai sumber energi. Peran gas bumi menjadi krusial dalam masa transisi dan harus bisa dioptimalkan.

Lebih lanjut Arifin menyampaikan Pemerintah telah menetapkan target lifting tinggi di 2022 dan mempunyai tantangan yang harus dilewati agar target 2030 bisa dicapai. Maka dalam forum ini bagaimana kita bisa mencari langkah dan upaya untuk meningkatkan lifting agar target 2022 bisa dicapai.

“Pemerintah telah menetapkan target lifting 2022 untuk minyak sebesar 703 ribu BOPD dan lifting gas 5.800 MMSCFD. Untuk mencapai target ini tidak bisa dengan cara-cara biasa. Kita harus melakukan upaya extra ordinary dengan melakukan eksplorasi yang masif, menerapkan teknologi, meningkatkan investasi dan memberikan dukungan fiskal,” kata Arifin.

Ia menjelaskan, kenaikan harga migas memberikan windfall profit bagi Pemerintah dan KKKS. Namun pada sisi lain, meningkatnya beban keuangan negara karena meningkatnya subsidi energi dan listrik.

"Pencapaian target lifting 2022 tentu akan memberikan dukungan positif bagi negara, tidak hanya terkait penerimaan negara, tetapi juga menjaga defisit minyak tidak semakin melebar,” ujar Arifin.

Arifin menambahkan bahwa meningkatnya harga minyak dunia, tidak serta merta meningkatkan investasi hulu migas, karena secara bersamaan ada peningkatan investasi di sektor EBT. Peningkatan produksi migas 2030 tanpa investasi mustahil bisa dicapai, serta perlu melakukan terobosan dalam ekplorasi maupun term and condition yang menarik.

“Saat ini Pemerintah bersama DPR sedang membahas RUU Migas. Kami mengharapkan masukan konkrit, apa saja di RUU Migas yang perlu diatur untuk meningkatkan gairah investasi. Selain itu, saya mengingatkan bahwa resiko tinggi di hulu migas untuk meminimalkannya agar KKKS mengedepankan efisiensi sehingga dapat mendorong harga gas di end user lebih kompetitif," pungkas Arifin.