JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa upaya pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun belakangan diharapkan dapat ikut meningkatkan daya saing Indonesia dalam menarik investasi.
“Akselerasi percepatan pembangunan infrastruktur merupakan sebuah pilar yang sangat penting di dalam memajukan ekonomi Indonesia terutama dari aspek perbaikan daya saing dan produktivitas,” ujarnya melalui saluran daring di acara Penandatanganan Perjanjian Induk antara INA dengan BUMN, Kamis, 14 April.
Meski demikian, Menkeu mengungkapkan jika mewujudkan daya saing yang berkualitas bukan merupakan hal yang mudah. Hal tersebut kemudian dia sandingkan dengan kondisi beberapa negara sahabat di kawasan.
“Ranking dari competitiveness indonesia masih relatif lebih rendah dari negara ASEAN 5, jadi kita memahami bahwa pekerjaan rumah masih sangat banyak,” tuturnya.
BACA JUGA:
Padahal, sambung dia, RI sudah melakukan berbagai langkah nyata dengan membangun berbagai fasilitas penting di dalam negeri.
“Saat ini setidaknya ada 54 proyek jalan tol yang dikategorikan sebagai proyek strategis nasional dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” kata dia.
Menkeu pun menerangkan bahwa di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2020-2024 disebutkan bahwa kebutuh kebutuhan pendanaan untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp6.445 triliun.
Dari jumlah tersebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperkirakan hanya mampu menyokong Rp2.385 triliun atau sekitar 37 persen dari total kebutuhan.
“Ini dihitung belum pada saat negara menghadapi pandemi yang saat ini dana APBN terpaksa dan dipaksa berpindah prioritas kepada masalah kesehatan, bantuan sosial, serta pemulihan ekonomi.